PROFIL KABUPATEN DOMPU (Bagian 5)
Sambungan dari Profil Kabupaten Dompu Bagian 4 2.1 Kinerja Keuangan M asa Lalu Kinerja keuangan m asa lalu yakni kon d...
4/03/2017 05:38:00 PM
https://www.aktualita.info/2017/04/profil-kabupaten-dompu-bagian-5.html
2.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu
Kinerja
keuangan masa lalu yakni kondisi keuangan selama periode 5 (lima) tahun, yaitu sejak Tahun 2011 hingga Tahun 2015.
Keuangan daerah merupakan komponen paling penting
dalam perencanaan pembangunan,
sehingga analisis mengenai kondisi dan proyeksi keuangan daerah perlu dilakukan
untuk memperoleh proyeksi yang tepat mengenai kemampuan
daerah dalam mendanai rencana pembangunan dan pemecahan permasalahan strategis secara tepat. Dengan melakukan analisis
keuangan daerah yang tepat akan melahirkan kebijakan yang efektif dalam
pengelolaan keuangan daerah. Selanjutnya belanja daerah sebagai komponen keuangan daerah dalam kerangka ekonomi makro diharapkan dapat memberikan
dorongan atau stimulant terhadap perkembangan ekonomi daerah secara makro ke
dalam kerangka pengembangan yang lebih memberikan efek multiplier yang lebih besar
bagi peningkatan kesejahteraan rakyat yang lebih merata. Untuk itu maka kebijakan
dalam pengelolaan keuangan daerah perlu disusun dalam kerangka yang sistematis
dan terpola.
Otonomi
daerah berimplikasi pada semakin luasnya kewenangan daerah untuk mengatur
dan mengelola pendapatan,belanja dan
pembiayaan daerah. Sehubungan dengan
hal tersebutmaka secara bertahap daerahdituntut untukmengupayakankemandirian
pendapatannya dengan mengoptimalkan seluruh potensi pendapatan yang
dimilikinya.
1.
Pendapatan Daerah
Perkembangan pendapatan
daerah dilihat dalam 5 (lima)
tahun
terakhir, yaitu dari Tahun 2012sampai Tahun 2015 sebagai berikut :
Tahun
|
Rencana Pendapatan
|
Realisasi Pendapatan
|
Pencapaian
(%)
|
Kontribusi thdp pendapatan
(%)
|
Pendapatan Asli Daerah
|
||||
2012
|
32.791.747.956,00
|
26.297.196.956,54
|
80,19
|
4,52
|
2013
|
57.309.309.840,27
|
27.596.034.664,00
|
48,15
|
4,11
|
2014
|
71.373.174.027,00
|
75.370.940.344,00
|
105,60
|
9,41
|
2015
|
73.907.231.681,00
|
71.079.760.677,73
|
96,17
|
7,96
|
Pendapatan Transfer
|
||||
2012
|
566.259.401.828,35
|
550.579.602.974,00
|
97,23
|
94,59
|
2013
|
645.015.056.637,54
|
636.121.541.290,72
|
98,62
|
94,85
|
2014
|
714.017.276.370,00
|
713.417.226.120,08
|
99,92
|
89,11
|
2015
|
825.886.503.648,00
|
815.282.219.971,31
|
98,72
|
91,29
|
Lain-lain Pendapatan yang sah
|
||||
2012
|
5.000.000.000,00
|
5.197.480.000,00
|
103,95
|
0,89
|
2013
|
7.629.887.500,00
|
6.910.731.300,00
|
90,57
|
1,03
|
2014
|
10.918.827.500,00
|
11.794.299.900,00
|
108,02
|
1,47
|
2015
|
12.840.016.500,00
|
6.742.662.909,00
|
52,51
|
0,75
|
Total Pendapatan Daerah
|
||||
2012
|
604.051.149.784,35
|
582.074.279.930,54
|
96,36
|
|
2013
|
709.954.253.977,81
|
670.628.307.254,72
|
94,46
|
|
2014
|
796.309.277.897,00
|
800.582.466.364,08
|
100,54
|
|
2015
|
912.633.751.829,00
|
893.104.643.558,04
|
97,86
|
Sumber:LaporanRealisasiAPBDKabupatenDompuTahun2012-2015 DPPKAD
BerdasarkandataperkembanganpendapatanaslidaerahdariTahun2012-2015
terlihat adanya peningkatan yang cukup signifikan bila membandingkan perolehan
PAD pada Tahun 2012 dengan perolehan PAD pada Tahun 2015.Meskipun terjadi
peningkatan PAD namun kontribusinya terhadap pendapatan daerah secara
keseluruhan masih sangatlah kecil.Dalam kurun waktu Tahun 2012-2015 kontribusi
PAD terhadap total pendapatan daerah hanyalah sebesar 6,50%.
Penerimaan
daerah dari PendapatanTransfer pada Tahun 2012adalah sebesar Rp.550.579.602.974,00meningkat menjadi Rp. 815.239.659.971,31pada
Tahun 2015. Kontribusi pendapatan
transfer terhadap total pendapatan daerah masih sangat dominan yaitu rata-rata
sebesar 92,46% dari total pendapatan daerah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
ketergantungan Kabupaten Dompu terhadap Pemerintah Pusat yang masih sangat
tinggi.Sedangkan lain-lainpendapatan daerah
yang sah juga mengalami peningkatan. Kontribusinya terhadap total
pendapatan daerah hanyalah sebesar 1,04%.
Pendapatan
daerahsecara keseluruhan meningkatdari Rp.582.074.279.930,54
pada Tahun 2012 menjadi Rp. 893.104.643.558,04
pada Tahun 2015atau rata-rata kenaikan sebesar 15,38%.
Realisasi
pendapatan daerah terhadap target pendapatan daerah selama kurun waktu 2012-2015 rata-rata mencapai
97,30% dari yang ditargetkan. Untuk rata-rata pencapaian target PAD adalah
sebesar 82,53%, rata-rata pencapaian target pendapatan transfer adalah sebesar
98,62%, dan rata-rata pencapaian target lain-lain pendapatan daerah yang sah
adalah sebesar 88,76%.
2.
Belanja Daerah
Belanjadaerah
digunakan untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing satuan
kerja perangkat daerah serta untuk memenuhi kebutuhan anggaran
sesuai dengan prioritas yang ditetapkan.Perkembangan belanjadaerahdariTahun2012sampai
Tahun 2015 sebagai berikut:
URAIAN
|
ANGGARAN
|
REALISASI
|
CAPAIAN (%)
|
% TOTAL BELANJA
|
2012
|
||||
BELANJA OPERASI
|
517.207.728.962,00
|
498.126.599.951,00
|
96,31
|
81,96
|
Belanja Pegawai
|
383.607.485.960,00
|
370.708.219.430,00
|
96,64
|
61,00
|
Belanja Barang
|
87.591.542.502,00
|
84.754.319.504,00
|
96,76
|
13,95
|
Belanja Bunga
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Belanja Subsidi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Belanja Hibah
|
9.163.200.000,00
|
8.921.411.000,00
|
97,36
|
1,47
|
Belanja Bantuan Sosial
|
19.773.862.500,00
|
17.833.232.813,00
|
90,19
|
2,93
|
Belanja Bantuan Keuangan
|
17.071.638.000,00
|
15.909.417.204,00
|
93,19
|
2,62
|
BELANJA MODAL
|
125.745.403.581,00
|
109.555.971.230,00
|
87,13
|
18,03
|
BELANJA TIDAK TERDUGA
|
1.395.713.250,00
|
74.858.180,00
|
5,36
|
0,01
|
BELANJA TRANSFER
|
||||
TOTAL BELANJA
|
644.348.845.793,00
|
607.757.429.361,00
|
94,32
|
100,00
|
2013
|
||||
BELANJA OPERASI
|
581.590.156.204,00
|
544.578.491.207,00
|
93,64
|
81,03
|
Belanja Pegawai
|
421.212.965.966,00
|
400.402.517.733,00
|
95,06
|
59,58
|
Belanja Barang
|
110.063.668.238,00
|
97.505.851.521,00
|
88,59
|
14,51
|
Belanja Bunga
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Belanja Subsidi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Belanja Hibah
|
11.409.152.000,00
|
9.346.210.000,00
|
81,92
|
1,39
|
Belanja Bantuan Sosial
|
21.024.370.000,00
|
20.302.100.000,00
|
96,56
|
3,02
|
Belanja Bantuan Keuangan
|
17.880.000.000,00
|
17.021.811.953,00
|
95,20
|
2,53
|
BELANJA MODAL
|
132.152.391.528,00
|
126.989.261.727,00
|
96,09
|
18,90
|
BELANJA TIDAK TERDUGA
|
6.703.686.560,00
|
486.435.503,00
|
7,26
|
0,07
|
BELANJA TRANSFER
|
||||
TOTAL BELANJA
|
720.446.234.292,00
|
672.054.188.437,00
|
93,28
|
100
|
2014
|
||||
BELANJA OPERASI
|
649.497.724.236,91
|
606.209.803.509,00
|
93,34
|
81,51
|
Belanja Pegawai
|
486.952.726.546,91
|
452.951.496.154,00
|
93,02
|
60,90
|
Belanja Barang
|
110.802.375.296,00
|
103.720.298.090,00
|
93,61
|
13,95
|
Belanja Bunga
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Belanja Subsidi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Belanja Hibah
|
40.352.622.394,00
|
38.776.853.400,00
|
96,10
|
5,21
|
Belanja Bantuan Sosial
|
10.910.000.000,00
|
10.342.950.000,00
|
94,80
|
1,39
|
Belanja Bantuan Keuangan
|
480.000.000,00
|
418.205.865,00
|
87,13
|
0,06
|
BELANJA MODAL
|
128.296.029.565,00
|
120.607.395.775,00
|
94,01
|
16,22
|
BELANJA TIDAK TERDUGA
|
1.260.756.739,00
|
398.943.000,00
|
31,64
|
0,05
|
BELANJA TRANSFER
|
17.489.600.000,00
|
16.544.478.367,00
|
94,60
|
2,22
|
TOTAL BELANJA
|
796.544.110.540,91
|
743.760.620.651,00
|
93,37
|
100
|
2015
|
||||
BELANJA OPERASI
|
715.223.557.736,99
|
653.763.482.911,41
|
91,41
|
75,41
|
Belanja Pegawai
|
528.582.407.153,99
|
475.702.291.011,91
|
90,00
|
54,87
|
Belanja Barang
|
146.357.893.273,00
|
140.125.373.194,00
|
95,74
|
16,16
|
Belanja Bunga
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Belanja Subsidi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Belanja Hibah
|
38.069.620.083,00
|
35.728.831.482,50
|
93,85
|
4,12
|
Belanja Bantuan Sosial
|
2.213.637.227,00
|
2.206.987.223,00
|
99,70
|
0,25
|
Belanja Bantuan Keuangan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
BELANJA MODAL
|
199.436.700.567,00
|
166.089.562.515,00
|
83,28
|
19,16
|
BELANJA TIDAK TERDUGA
|
2.038.729.040,00
|
1.115.065.618,00
|
54,69
|
0,13
|
BELANJA TRANSFER
|
46.247.658.275,00
|
45.999.460.028,00
|
99,46
|
5,31
|
TOTAL BELANJA
|
962.946.645.618,99
|
866.967.571.072,41
|
90,03
|
100,00
|
Sumber:LaporanPerhitungan
APBD KabupatenDompuTahun
2011-2015
|
Belanja
daerah Kabupaten Dompu selama kurun waktu 2012-2015 terus mengalami peningkatan.
Pada Tahun 2012 belanja daerah adalah sebesar Rp.607.757.429.361,00meningkat menjadi Rp. 866.967.571.072,41.
Rata-rata pertumbuhan belanja Kabupaten Dompu selama kurun waktu 2012-2015
adalah sebesar 16,88%. Proporsi belanja daerah masih didominasi oleh belanja operasi yang berkontribusi
rata-rata sebesar 83,12% dari total belanja daerah.
3.
Neraca Daerah
SelamaTahun 2012-2015aset mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar
12,91%, kewajiban tumbuh rata-rata sebesar 227,39% pertahun, ekuitas dana yang
merupakan kekayaan bersih pemerintah (selisih antara isba dan utang pemerintah)
tumbuh rata-rata sebesar 12,81% pertahun, sebagaimana isba berikut.
NO
|
URAIAN
|
T A H U N
|
|||||||
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
|||||
1
|
ASET
|
||||||||
1.1
|
ASET LANCAR
|
||||||||
Kas
di Kas Daerah
|
29.721.699.504,65
|
15.085.153.199,19
|
9.119.024.841,91
|
46.609.095.862,99
|
68.130.604.523,62
|
||||
Kas di Bendahara Penerimaan
|
-
|
-
|
-
|
4.596.758,00
|
-
|
||||
Kas
di Bendahara Pengeluaran
|
605.732.905,00
|
535.023.118,00
|
178.323.807,00
|
220.181.068,00
|
32.114.590,00
|
||||
Kas
di Rekening BLUD
|
-
|
-
|
-
|
11.677.951.977,00
|
7.531.329.040,00
|
||||
Kas
di FKTP Puskesmas
|
-
|
-
|
-
|
-
|
800.748.032,00
|
||||
Kas
Lainnya di Bendahara Pengeluaran dan FKTP
|
-
|
-
|
-
|
-
|
127.346.321,00
|
||||
Investasi
Jangka Pendek
|
18.170.000.000,00
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||
Piutang
Pajak Bagi Hasil Provinsi
|
3.869.724.524,00
|
5.884.875.436,43
|
9.487.950.083,56
|
6.274.057.106,15
|
8.887.275.382,93
|
||||
Piutang
Pajak Daerah
|
130.003.550,00
|
137.772.050,00
|
109.707.500,00
|
2.380.890.784,00
|
3.918.167.010,00
|
||||
Penyisihan Piutang Pajak Daerah
|
-
|
-
|
-
|
(2.388.750,00)
|
(1.518.398.621,75)
|
||||
Piutang
Retribusi
|
221.491.250,00
|
366.116.250,00
|
511.002.750,00
|
530.492.750,00
|
622.787.750,00
|
||||
Penyisihan Piutang Retribusi
|
-
|
-
|
-
|
(70.521.937,50)
|
(335.014.000,00)
|
||||
Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi
|
60.820.000,00
|
684.743.761,93
|
827.710.739,50
|
810.360.739,50
|
816.791.012,00
|
||||
Piutang Lainnya
|
-
|
115.599.000,00
|
105.932.000,00
|
6.665.342.080,00
|
14.346.223.573,00
|
||||
Beban bayar dimuka
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||
Persediaan
|
5.047.757.781,39
|
3.789.715.925,96
|
4.989.678.904,55
|
7.822.121.537,56
|
6.096.604.778,51
|
||||
Jumlah Aset Lancar
|
57.827.229.515,04
|
26.598.998.741,51
|
25.329.330.626,52
|
82.922.179.975,70
|
82.922.179.975,70
|
||||
1.2
|
INVESTASI JANGKA
PANJANG
|
||||||||
Investasi Non Permanen
|
|||||||||
Investasi Non Permanen Dalam Dana Bergulir
|
6.091.493.096,00
|
6.091.493.096,00
|
3.330.138.918,00
|
3.067.076.626,00
|
3.049.496.716,00
|
||||
Penyisihan dana bergulir
|
-
|
-
|
-
|
(3.067.076.626,00)
|
(3.049.496.716,00)
|
||||
Investasi Permanen
|
|||||||||
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
|
59.849.613.036,24
|
65.399.297.151,03
|
62.126.475.993,21
|
73.219.490.301,34
|
88.543.408.635,92
|
||||
Jumlah Investasi Jangka Panjang
|
65.941.106.132,24
|
71.490.790.247,03
|
65.456.614.911,21
|
73.219.490.301,34
|
88.543.408.635,92
|
||||
1.3
|
ASET TETAP
|
||||||||
Tanah
|
36.842.810.015,00
|
42.351.136.375,00
|
67.585.743.793,00
|
71.143.357.443,00
|
74.158.738.443,00
|
||||
Peralatan
dan Mesin
|
104.825.604.727,00
|
129.547.485.718,00
|
139.861.088.081,00
|
147.876.368.899,00
|
166.560.640.165,07
|
||||
Gedung
dan Bangunan
|
222.866.801.616,00
|
251.439.572.864,00
|
285.060.663.161,00
|
322.554.621.888,00
|
371.314.130.753,00
|
||||
Jalan,
Irigasi, dan Jaringan
|
339.239.626.144,00
|
400.106.803.719,00
|
430.579.950.695,00
|
470.791.568.931,00
|
552.922.306.772,00
|
||||
Aset
Tetap Lainnya
|
8.128.066.159,00
|
16.822.295.995,00
|
16.874.551.172,00
|
17.444.713.722,00
|
15.514.322.996,00
|
||||
Konstruksi
Dalam Pengerjaan
|
23.555.868.800,00
|
2.422.984.700,00
|
1.528.232.600,00
|
1.630.253.075,00
|
443.893.200,00
|
||||
Akumulasi
Penyusutan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
(184.452.079.559,52)
|
||||
Jumlah Aset Tetap
|
735.458.777.461,00
|
842.690.279.371,00
|
941.490.229.502,00
|
1.031.440.883.958,00
|
996.461.952.769,55
|
||||
1.4
|
DANA CADANGAN
|
||||||||
Dana
Cadangan
|
1.000.000.000,00
|
2.079.390.097,00
|
4.245.989.379,00
|
5.495.919.995,00
|
|||||
Jumlah Dana Cadangan
|
1.000.000.000,00
|
2.079.390.097,00
|
4.245.989.379,00
|
5.495.919.995,00
|
|||||
1.5
|
ASET LAINNYA
|
||||||||
Tagihan Penjualan Angsuran
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
|
2.725.103.620,16
|
39.688.541,67
|
73.523.242,50
|
73.523.242,50
|
|||||
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||
Aset Tidak Berwujud
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||
Amortisasi Aset Tidak Berwujud
|
-
|
-
|
-
|
-
|
290.468.500,00
|
||||
Aset Lain-lain
|
8.883.402.840,00
|
12.649.199.289,00
|
20.608.954.142,00
|
59.458.740.244,00
|
(6.179.570,83)
|
||||
Jumlah Aset Lainnya
|
11.608.506.460,16
|
12.688.887.830,67
|
20.682.477.384,50
|
59.532.263.486,50
|
71.232.834.217,76
|
||||
JUMLAH ASET
|
871.835.619.568,44
|
955.548.346.287,21
|
1.057.204.641.803,23
|
1.252.610.737.716,54
|
1.265.979.063.943,71
|
||||
2
|
KEWAJIBAN
|
||||||||
2.1
|
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
|
||||||||
Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
|
109.736.401,00
|
83.842.354,00
|
62.516.005,00
|
167.085.118,00
|
127.346.321,00
|
||||
Utang Bunga
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||
Utang Pajak
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
|
-
|
-
|
-
|
-
|
691.706.400,37
|
||||
Pendapatan Diterima Dimuka
|
-
|
-
|
-
|
27.250.000,00
|
-
|
||||
Utang Jangka Pendek Lainnya
|
-
|
160.312.000,00
|
990.684.991,00
|
3.263.566.769,00
|
4.190.534.203,00
|
||||
Jumlah
Kewajiban Jangka Pendek
|
109.736.401,00
|
244.154.354,00
|
1.053.200.996,00
|
3.457.901.887,00
|
5.009.586.924,37
|
||||
2.2
|
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
|
||||||||
Utang Dalam Negeri
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||
Utang Luar Negeri
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||||
JUMLAH
KEWAJIBAN
|
109.736.401,00
|
244.154.354,00
|
1.053.200.996,00
|
3.457.901.887,00
|
5.009.586.924,37
|
||||
3
|
EKUITAS DANA
|
||||||||
3.1
|
EKUITAS DANA
LANCAR
|
||||||||
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
|
48.387.696.008,65
|
15.491.980.314,19
|
9.234.832.643,91
|
58.312.893.789,99
|
|||||
Pendapatan yang Ditangguhkan
|
-
|
44.353.649,00
|
-
|
4.596.758,00
|
|||||
Cadangan untuk Piutang
|
4.282.039.324,00
|
7.189.106.498,36
|
11.042.303.073,06
|
16.588.232.772,15
|
|||||
Cadangan untuk Persediaan
|
5.047.757.781,39
|
3.789.715.925,96
|
4.989.678.904,55
|
7.822.121.537,56
|
|||||
Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang
Jangka Pendek
|
-
|
(160.312.000,00)
|
(990.684.991,00)
|
(3.263.566.769,00)
|
|||||
Jumlah Ekuitas Dana Lancar
|
57.717.493.114,04
|
26.354.844.387,51
|
24.276.129.630,52
|
79.464.278.088,70
|
-
|
||||
3.2
|
EKUITAS DANA
INVESTASI
|
||||||||
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
|
65.941.106.132,24
|
71.490.790.247,03
|
65.456.614.911,21
|
73.219.490.301,34
|
|||||
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
|
735.458.777.461,00
|
842.690.279.371,00
|
941.490.229.502,00
|
1.031.440.883.958,00
|
|||||
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
|
11.608.506.460,16
|
12.688.887.830,67
|
20.682.477.384,50
|
59.532.263.486,50
|
|||||
Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang
Jangka Panjang
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||
Jumlah Ekuitas Dana Investasi
|
813.008.390.053,40
|
926.869.957.448,70
|
1.027.629.321.797,71
|
1.164.192.637.745,84
|
-
|
||||
3.3
|
EKUITAS DANA
CADANGAN
|
||||||||
Diinvestasikan dalam Dana Cadangan
|
1.000.000.000,00
|
2.079.390.097,00
|
4.245.989.379,00
|
5.495.919.995,00
|
|||||
Jumlah Ekuitas
Dana Cadangan
|
1.000.000.000,00
|
2.079.390.097,00
|
4.245.989.379,00
|
5.495.919.995,00
|
|||||
JUMLAH EKUITAS
DANA
|
871.725.883.167,44
|
955.304.191.933,21
|
1.056.151.440.807,23
|
1.249.152.835.829,54
|
1.260.969.477.019,34
|
||||
JUMLAH KEWAJIBAN
DAN EKUITAS DANA
|
871.835.619.568,44
|
955.548.346.287,21
|
1.057.204.641.803,23
|
1.252.610.737.716,54
|
1.265.979.063.943,71
|
||||
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Dompu
|
No
|
Uraian
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
1
|
Rasio
Lancar (currentratio) (%)
|
52696,49
|
10894,34
|
2404,99
|
2398,05
|
1655,27
|
2
|
Rasio
Quick (quickratio) (%)
|
48096,59
|
9342,16
|
1931,22
|
2171,84
|
1533,57
|
3
|
Rasio
Total Hutang terhadap Total Aset (%)
|
0,013
|
0,026
|
0,100
|
0,276
|
0,396
|
4
|
Rasio
Hutang terhadap Modal (%)
|
0,013
|
0,026
|
0,100
|
0,277
|
0,397
|
Sumber : Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten Dompu Tahun 2011-2015.
1.2
Kebijakan
Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Kebijakan pengelolaan
keuangan daerah pada masa lalumerupakan bahan untuk menentukan
kebijakan pembelanjaan dimasa datang dalam rangka peningkatan kapasitas
pendanaan pembangunan daerah.Oleh
karena itu berbagai analisis terhadap pengelolaan pendapatan, belanja maupun
pembiayaan daerah harus dilakukan.
1.2.1
Analisis Proporsi Penggunaan Anggaran
Analisisproporsi penggunaan anggaran sekurang-kurangnya dilakukan
melalui analisis terhadap proporsi realisasi belanja
daerah dibanding anggaran dan analisis proporsi belanja
untuk pemenuhan kebutuhan aparatur.
1.
Proporsi Realisasi Belanja Daerah Dibanding Anggaran
Dari
data yang ada terlihat bahwa proporsi belanja operasi masih sangatlah tinggi isbanding
belanja-belanja lain. Proporsi belanja operasi rata-rata sebesar 83,12% dari
total belanja. Dari total belanja operasi terlihat bahwa belanja pegawai masih
sangat dominan. Proporsi rata-rata belanja pegawai terhadap total belanja
selama kurun waktu 2012-2015 adalah sebesar 59,08%. Pada sisi lain proporsi
belanja modal terhadap total belanja selama kurun waktu 2012-2015 adalah
sebesar 18,07% dan proporsi belanja barang dan jasa adalah sebesar 15,45%.Berdasarkan
proporsi diatas menunjukkan bahwa kemampuan belanja daerah untuk membiayai
program-program pembangunan fisik didaerah masih sangat minim.
2.
Analisis proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur
Proporsi
belanja untuk memenuhi kebutuhan aparatur selama kurun waktu 2011-2015 adalah
sebagai berikut :
No.
|
Uraian
|
2012
(Rp.)
|
2013
(Rp.)
|
2014
(Rp.)
|
2015
(Rp.)
|
A
|
Belanja Tidak Langsung
|
||||
1
|
Belanja Gaji dan Tunjangan
|
269.862.907.514,00
|
288.258.595.506,00
|
306.691.520.052,00
|
324.353.968.311,00
|
2
|
Belanja Tambahan Penghasilan
|
70.916.909.509,00
|
93.890.837.860,00
|
105.988.423.019,00
|
106.658.588.688,91
|
3
|
Belanja Penerimaan Anggota dan
Pimpinan DPRD serta operasional KDH/WKDH
|
1.166.880.000,00
|
1.166.880.000,00
|
794.640.000,00
|
1.082.480.000,00
|
4
|
Belanja pemungutan Pajak Daerah
|
453.149.896,00
|
911.720.025,00
|
661.488.709,00
|
250.945.120,00
|
B
|
Belanja Langsung
|
||||
1
|
Belanja Honorarium PNS
|
8.692.595.661,00
|
17.420.364.950,00
|
21.645.827.074,00
|
25.038.858.932,00
|
2
|
Belanja Honorarium Non PNS
|
12.719.583.350,00
|
16.033.334.425,00
|
14.582.780.000,00
|
17.299.596.800,00
|
3
|
Belanja Uang Lembur
|
2.544.688.500,00
|
398.652.500,00
|
503.914.000,00
|
373.340.000,00
|
4
|
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
|
543.112.500,00
|
217.500.000,00
|
110.000.000,00
|
260.000.000,00
|
5
|
Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS
|
3.808.392.500,00
|
2.915.080.700,00
|
1.972.903.300,00
|
274.500.000,00
|
6
|
Belanja premi asuransi
kesehatan
|
5.186.327.535,00
|
6.076.363.436,00
|
12.024.029.747,00
|
15.289.467.734,00
|
7
|
Belanja makanan dan minuman pegawai
|
8.808.495.150,00
|
10.650.085.100,00
|
10.877.236.713,00
|
11.484.844.500,00
|
8
|
Belanja pakaian dinas dan
atributnya
|
546.464.500,00
|
534.610.000,00
|
681.060.000,00
|
445.710.000,00
|
9
|
Belanja Pakaian khusus dan
Hari-hari Tertentu
|
815.354.368,00
|
1.120.089.000,00
|
1.829.096.400,00
|
1.796.721.000,00
|
10
|
Belanja perjalanan dinas
|
28.218.305.320,00
|
27.804.792.515,00
|
23.052.282.483,00
|
21.159.768.374,00
|
Total
|
414.283.166.303,00
|
467.398.906.017,00
|
501.415.201.497,00
|
525.768.789.459,91
|
|
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Dompu Tahun 2011-2015.
|
Berdasarkan
tabel diatas mununjukkan bahwa selama Tahun
2012-2015 terjadi peningkatan rata-rata sebesar 8,32%. Proporsi belanja
kebutuhan aparatur selama Tahun 2012-2015rata-rata sebesar 66,26% dari total
belanja APBD. Proporsi belanja aparatur pada belanja langsung selama Tahun 2012-2015
adalah rata-rata sebesar 30,89% dari belanja APBD.
1.2.2
Analisis Pembiayaan Daerah
Pembiayaandaerahmerupakan
transaksikeuangan daerah yang dimaksudkanuntuk menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah, dimana dapat terjadi dalam duakemungkinan, yaitu anggaran surplus
dan anggaran defisit.Sedangkan jikatidak ditemukan selisih antara keduanya, berarti terjadi transaksi
keuangan daerah yang seimbang.
Surplus
anggaran tercipta jika pendapatan daerah lebih besar daripada belanja daerah,
maka pembiayaan daerah harus digunakan untuk pengeluaran
daerah. Sebaliknya, jika pendapatan daerah lebih
kecil daripada belanja daerah, maka terjadi
transaksi keuangan yang bersifat defisit dan harus ditutupi dengan penerimaan
daerah.
1.
Analisis Sumber Penutup Defisit Riil
Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran masalalu
tentang kebijakan anggaran untuk menutup
defisit riil anggaran
Pemerintah Daerah. Oleh karena itu terlebih dahulu perlu dijelaskan tentang posisi surplus
belanja dan/atau defisit belanja
selama periode pemerintahan yang lalu.
Realisasi pendapatan Tahun
2012 sebesar Rp. 603.961.149.784,35 dengan posisi belanja daerah sebesar Rp.
624.020.592.412,00 dan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp. 7.000.000.000,00
sehingga terjadi defisit riel sebesar Rp. (27.059.442.627,65). Kondisi ini
mengalami perbaikan pada Tahun 2013-2015, dimana terjadi surplus pendapatan
yang semakin meningkat, bila dikalkulasi dengan SILPA dan penerimaan pinjaman
pada tahun yang sama akan memberikan kemampuan pendanaan pembangunan yang lebih
besar khusunya investasi daerah serta penyertaan modal di sektor swasta. Adapun
gambaran defisit/surplus dan penutupan defisit riel selama kurun waktu 2012-2015 sebagaimana
tabel-tabel berikut.
NO.
|
URAIAN
|
Tahun 2012
|
Tahun 2013
|
Tahun 2014
|
Tahun 2015
|
(Rp)
|
(Rp)
|
(Rp)
|
(Rp)
|
||
1
|
Realisasi
Pendapatan Daerah
|
582.074.279.930,54
|
670.627.307.254,72
|
800.582.466.364,08
|
893.104.643.558,04
|
Dikurangi
Realisasi :
|
|||||
2
|
Belanja
Daerah
|
607.757.429.361,00
|
672.054.188.437,00
|
743.760.620.651,00
|
866.967.571.072,41
|
3
|
Pengeluaran
Pembiayaan Daerah
|
7.000.000.000,00
|
5.000.000.000,00
|
8.000.000.000,00
|
13.000.000.000,00
|
A.
|
Defisit Riil
|
32.683.149.430,46
|
6.426.881.182,28
|
48.821.845.713,08
|
13.137.072.485,63
|
Ditutup oleh Realisasi
Penerimaan Pembiayaan :
|
|||||
1
|
SILPA
Tahun Anggaran sebelumnya
|
48.175.129.744,65
|
15.491.980.314,19
|
9.234.832.643,91
|
58.312.893.789,99
|
2
|
Pencairan
Dana Cadangan
|
-
|
-
|
-
|
|
3
|
Hasil
Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
|
-
|
-
|
5.000.000.000,00
|
|
Penerimaan
Pinjaman Daerah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Penerimaan
Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
5
|
Penerimaan
Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
|
169.733.512,00
|
83.822.273,00
|
17.579.910,00
|
|
Penerimaan
Piutang Daerah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Pendapatan
diterima di muka
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Penerimaan
Utang Daerah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Penerimaan
Utang Belanja
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
B.
|
48.175.129.744,65
|
15.661.713.826,19
|
9.491.048.076,91
|
63.357.723.699,99
|
|
Sisa Lebih Pembiayaan Tahun
Berkenaan
|
15.491.980.314,19
|
9.234.832.643,91
|
58.312.893.789,99
|
76.494.796.185,62
|
Sumber : Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten
Dompu Tahun 2011-2015
Berdasarkan
tabeldiatas
menunjukkan bahwa dalam 3 (tiga) tahun terakhir selalu terjadi surplus dalam
APBD Kabupaten Dompu.Hal ini juga dapat menunjukkan belum optimalnya penyerapan
APBD Kabupaten Dompu.Bila dikalkulasi dengan SILPA dan penerimaan pinjaman pada tahun yang
sama akan memberikan kemampuan pendanaan pembangunan yang lebih besar khusunya
investasi daerah serta penyertaan modal di sektor swasta.
1.3
Kerangka Pendanaan
1.3.1
Kebijakan
Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
Arah
kebijakan pengelolaan keuangan daerah
antara laian meliputi hal-hal adalah sebagai berikut :
a. Menopangprosespembangunandaerahyangberkelanjutansesuai
dengan visi dan misi daerah;
b. Menjamin ketersediaan pendanaan pelayanan
dasar secara memadai bagi kesejahteraan masyarakat dengan memberikan fokus
pembiayaan secara proporsional;
c. Menjamin ketersediaan pendanaan khususnya untuk membiayai program pembangunan
yang memiliki potensi besar bagi penyerapan tenaga kerja dan pengurangan
kemiskinan;
d. Meminimalkan
resikofiskal sehingga kesinambungan anggaran daerah dapat terjamin;
e. Peningkatan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan anggaran
serta peningkatan partisipasi
masyarakat dalam proses penyusunan perencanaan dan
penganggaran.
1.
Kebijakan Umum Pengelolaan Pendapatan
Pendapatan Daerah
Sejalandengankebutuhan
pendanaan pembangunan daerahyangterus meningkat, kebijakan umum pendapatan daerah diarahkan untuk mendorong peningkatan
pendapatandaerah melaluimobilisasi pendapatan aslidaerah dan penerimaan daerah
lainnya. Kebijakan umum pendapatan daerah Tahun 2016-2021, adalah sebagai
berikut:
a. Menyesuaikan struktur pendapatan dan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah sehingga target penerimaan minimal dapat terpenuhi sesuai dengan target yang ditetapkan dan
tepat waktu;
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan kemampuan
dan potensi yang dimiliki, sehingga diharapkan mampu memberikan dukungan yang
optimal dalam menunjang kebutuhan dana
yang diperlukan dengan mengupayakan penggalian
potensi sumber-sumber pendapatan
daerah secara optimal berdasarkan
kewenangan dan potensi yang dimiliki dengan
memperhatikan pentingnya pelayanan dan
kemampuan masyarakat;
c. Peningkatan
intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber
pendapatan sesuai kewenangan danpotensi yang adadengan memperhatikan aspek
keadilan, kepentingan umum dan kemampuan masyarakat
serta efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangandaerah dalam bidang
pendapatan daerahyang ditujukan kepada:
1) Pemanfaatan pendapatanasli daerah secara
proporsional padaprogram prioritasdan
kegiatan yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah;
2) Peningkatan upaya optimalisasi penerimaan daerah melalui pendekatan pelayanan kepada wajib pajak dan
peningkatan kerja sama dengan melibatkan organisasi masyarakatatau organisasi non pemerintah;
3) Selanjutnya optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah sesuai potensi dan
kewenangan yang didukung sumber daya aparat pengelolan pendapatan daerah serta
kemampuan masyarakat dengan pendekatan kemitraan, koordinasi, pengawasan dan
penegakan hukum;
4) Pengelolaan dan pemanfaatan aset daerah
yang potensial.
2.
Kebijakan Umum Belanja Daerah
Kebijakan belanja daerah pada periode 5 (lima) tahun kedepanakan melanjutkan efisiensi dan
efektifitas pengeluaran untuk belanja aparatur, sehingga trend kedepan
komposisinya untuk pelayanan publik semakin bertambah besar. Selain itu untuk
belanja pelayanan publik yang
bernilai ekonomis akan lebih didorong kepada pengeluaran yang bersifat cost
recovery dan menjadi factor pendorong keterlibatan
sektor swasta dan
masyarakat untuk melakukan investasi, sehingga nantinya
belanja pelayanan publik
yang bernilai ekonomis tidak lagi membebani belanja daerah, tetapi sebaliknya akan menjadikan sebagai pendapatan daerah.
Perhitungan
secara teoris dengan asumsi dasar
yang kuat tentang kedua
kebijakan diatas yang berkaitan dengan proyeksi pendapatan daerah dan proyeksi belanja daerah akan sangat strategisdi
dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah Tahun 2016-2021.
a.
Kebijakan belanja tidak langsung
Belanja tidak
langsung adalah komponen belanja utama dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang di dalamnya meliputi gaji pegawai dan tunjangan
pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tak terduga.
1. Penganggaran Gaji
dan tunjangan jabatan dan tunjangan lainnya
dibayarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan;
2. Perencanaan
belanja pegawai diperhitungkan
kenaikan accresgaji paling tinggi
2,5% yang disesuaikan dengan kebutuhan;
3. Pemberian tambahan penghasilan
kepada pegawai
berdasarkan pertimbangan yang obyektif
dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah;
4. Bunga Penganggaran
belanja bunga digunakan untuk pembayaran
bunga utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang;
5. Subsidi Penganggaran
subsidi digunakan untuk bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga
tertentu agar harga jual produksi/jasa
yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat;
6. Hibah Penganggaran
pemberian hibah dalam bentuk uang, barang/atau jasa kepada perusahaan daerah dan
organisasi kemasyarakatan,
secara spesifik dan selektif dengan mempertimbangkan kemampuan daerah;
7. Bantuan
Sosial Penganggaran pemberian bantuan sosial diperuntukkan kepada kelompok/anggota masyarakat, dan partai
politik secara selektif, tidak terus
menerus, tidak mengikat
serta memiliki kejelasan penggunaannya;
8. Bagi
hasil Penganggaran bagi hasil digunakan untuk
dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten
atau pendapatan Kabupaten kepada
pemerintah desa;
9. Bantuan
Keuangan Penganggaran bantuan keuangan yang bersifat
umum atau khusus daripemerintah Kabupaten
kepada pemerintah desa dalam rangka pemerataan dan peningkatan kemampuan
keuangan;
10. Belanja tidak terduga Penganggaran
belanja tidak terduga dipergunakan untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa
atau tidak diharapkan berulang (penanggulangan bencanaalam, bencana sosial).
b.
Kebijakan belanja Langsung
Kebijakan
belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja langsung dianggarkan untuk belanja pegawai dalam bentuk
honorarium/upah kerja, belanja barang dan jasa dan belanja modal.
Sementaraitu, Belanja Langsung untuk jangka waktu 5
(lima) tahun ke depan diarahkan pada pencapaian visi dan misi Kabupaten Dompu, sementara itu, khusus untuk Belanja
Modal, pengeluaran belanja modal pada lima tahun mendatang diprioritaskan untuk
membangun sarana dan prasarana yang
mendukung tercapainya visidan misi Kabupaten Dompu.
3.
Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah
Berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21.
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan
merupakan transaksi keuangan yang
dimaksudkan untuk menutup deficit anggaran yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah
dibanding dengan pendapatan yang diperoleh. Penerimaan utama pembiayaan dalam
rangka menutup deficit anggaran adalah penerimaan sisa lebih perhitungan anggaran tahun
yang lalu (SiLPA), sedangkan yang kedua berasal dari penerimaan piutang daerah.
Adapun
pengeluaran pembiayaan yang diprioritaskan pada pengeluaran yang bersifat wajib,
antara lain pembayaran hutang pokok yang telah
jatuh tempo. Setelah pengeluaran wajib terpenuhi, maka pengeluaran pembiayaan
diarahkan untuk penyertaan modal
kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang beriorientasi keuntungan dan
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat.
1.3.2
Analisis
Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama
Biaya yang dikeluarkan setiap periodik oleh
pemerintah daerah dalam kebutuhan pelayanan dasar pemeritah daerah disebut pengeluaran
Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama. Gambaran pengeluaran
Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Pada Tahun 2012-2015, adalah
sebagai berikut :
No.
|
Uraian
|
2012
(Rp.)
|
2013
(Rp.)
|
2014
(Rp.)
|
2015
(Rp.)
|
A
|
Belanja Tidak Langsung
|
||||
1
|
Belanja
Gaji dan Tunjangan
|
269.862.907.514,00
|
288.258.595.506,00
|
306.691.520.052,00
|
324.353.968.311,00
|
2
|
Belanja
Tambahan Penghasilan
|
70.916.909.509,00
|
93.890.837.860,00
|
105.988.423.019,00
|
106.658.588.688,91
|
3
|
Belanja
Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta operasional KDH/WKDH
|
1.166.880.000,00
|
1.166.880.000,00
|
794.640.000,00
|
1.082.480.000,00
|
4
|
Belanja
Bagi Hasil/Bantuan Keuangan
|
15.909.417.204,00
|
17.021.811.953,00
|
16.544.478.367,00
|
45.999.460.028,00
|
B
|
Belanja Langsung
|
||||
1
|
Belanja
Honorarium PNS
|
8.692.595.661,00
|
17.420.364.950,00
|
21.645.827.074,00
|
25.038.858.932,00
|
2
|
Belanja
Honorarium Non PNS
|
12.719.583.350,00
|
16.033.334.425,00
|
14.582.780.000,00
|
17.299.596.800,00
|
4
|
Belanja
Beasiswa Pendidikan PNS
|
543.112.500,00
|
217.500.000,00
|
110.000.000,00
|
260.000.000,00
|
5
|
Belanja
jasa kantor (khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air, telepon dan
sejenisnya)
|
13.274.808.376,00
|
15.785.930.475,00
|
11.580.279.418,00
|
18.034.715.153,00
|
6
|
Belanja
Bahan Pakai Habis
|
5.709.269.203,00
|
5.788.090.622,00
|
19.600.460.493,00
|
20.289.043.378,00
|
7
|
Belanja
Pemeliharaan Kenderaan
|
5.614.007.173,00
|
6.518.556.222,00
|
7.526.753.270,00
|
8.819.175.319,00
|
8
|
Belanja
Cetak Penggandaan
|
5.235.774.492,00
|
5.221.201.835,00
|
3.814.277.593,00
|
4.126.336.959,00
|
9
|
Belanja
Sewa Rumah/Ktr
|
198.645.000,00
|
265.135.000,00
|
461.343.950,00
|
338.432.100,00
|
C
|
Pembiayaan Pengeluaran
|
||||
1
|
Pembiayaan
Dana Cadangan
|
1.000.000.000,00
|
2.000.000.000,00
|
1.000.000.000,00
|
|
2
|
Badan usaha milik daerah (BUMD)/Penyertaan Modal
|
6.000.000.000,00
|
3.000.000.000,00
|
7.000.000.000,00
|
13.000.000.000,00
|
Total (A+B+C)
|
416.843.909.982,00
|
472.588.238.848,00
|
517.340.783.236,00
|
585.300.655.668,91
|
|
Rata-Rata Pertumbuhan
|
11,99
|
||||
Rata-Rata Proporsi Terhadap
Belanja APBD
|
68,81
|
Sumber :
Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Dompu Tahun 2012-2015
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
bahwa rata-rata pertumbuhan Periodik Wajib dan Mengikat
serta Prioritas Utama selama 2012 – 2014 adalah sebesar 11,99%. Proporsi Pengeluaran Periodik
Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama terhadap APBD adalah sebesar 68,81%.
Hal ini menunjukkan bahwa beban APBD untuk membiayai pengeluaran periodik masih
sangat tinggi sehingga relatif menghambat dalam pengalokasian belanja bagi
pelaksanaan program dan kegiatan yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan
masyarakat.