Idap Gizi Buruk Marasmus, Fathir Dirujuk ke RS Mataram
AKTUALITA.INFO , Bima – Pasien Gizi Buruk Marasmus (penyakit lambunng yang tidak mampu menyerap makanan), M Fathir (2 thn) asal Parado, K...
9/13/2016 06:37:00 PM
https://www.aktualita.info/2016/09/idap-gizi-buruk-marasmus-fathir-dirujuk.html
AKTUALITA.INFO, Bima – Pasien Gizi Buruk Marasmus (penyakit lambunng yang tidak mampu menyerap makanan), M Fathir (2 thn) asal Parado, Kabupaten Bima, dirujuk ke Rumah Sakit Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu (11/9). Karena berdasarkan hasil pantauan Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima, kondisi pasien tidak mengalami perubahan yang signifikan.
“Pengobatan sudah diupayakan sesusai dengan standar pengetahuan, dan hasilnya pasien belum baik sepenuhnya,” kata Kepala Seksi Gizi Dikes Kabupaten Bima, Tita Masithah MSi, di ruangan kerjanya, Selasa (13/9).
Tita Masithah |
Menurut penilaian medis Solidatus Sosialisasi Anak, M Fathir yang dirawat di RSUD Bima harus dilakukan rujukan di Rumah Sakit Mataram. Karena melihat perkembangan yang dialami pasien tersebut tidak terlalu bagus.
“Kalau masih bisa ditangani di RSUD, maka akan dilakukan perawatan. Tapi itu harus dianalisa dan dilihat dulu kondisi pasien sesuai dengan standar yang ada. Kalau tidak bisa, harus dirujuk,” jelas Tita.
Ia mengaku selama ini pihaknya sudah memberikan perawatan sesuai standar dengan memberikan nutrisi. Hal itu dilakukan untuk mengembalikan berat badan pasien yang menurun.
“Walaupun kami sudah memberikan nutrisi, tapi pasien masih belum baik. Perutnya mengembung dan berat badannya menurun. Idealnya ini harus dilakukan kalau sakitnya sudah sembuh,” terangnya.
Tita mengatakan, pasien yang dirujuk ke RS Mataram akan ditangani Dikes Provinsi NTB melalui Sesi Gizi RSUP Mataram. “Ini menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi,” ucapnya.
Ia berharap, semua pihak harus membantu dalam penanganan kasus gizi buruk yang terjadi di Kabupaten Bima. Karena menurutnya kontribusi di luar dari kesehatan itu, 70 persen mampu menyelesaikan masalah tersebut.
“Jadi, estimasi penanganan gizi buruk, 30 persen kami mampu menyelesaikan persoalan itu. Tapi harus ada lintas sektor dari SKPD sebagai pedukung untuk menangani hal itu. Karena bukan hanya soal gizi buruk tapi soal kesehatan lainnya,” jelas Tita.
[Moen]