Invisible Hand dan Takdir Politik Mewarnai Pilgub NTB
AKTUALITA.INFO , Mataram - Hasil Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTB makin sulit diprediksi, karena ada invisible hand yang turut mengawal pest...
5/20/2018 10:12:00 PM
https://www.aktualita.info/2018/05/invisible-hand-dan-takdir-politik.html
AKTUALITA.INFO, Mataram - Hasil Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTB makin sulit diprediksi, karena ada invisible hand yang turut mengawal pesta demokrasi ini. Fenomena ini nampak dari bocoran berbagai info hasil survey semua Paslon menunjukkan tidak ada satupun kandidat yang dominan yang elektabilitasnya di atas 30 persen. Ditambah masih tingginya swing votters rata-rata diatas kisaran 30 persen.
Direktur Mi6, Bambang MF (Didu). |
Selain itu, jarak keterpautan masing-masing Paslon Pilgub berkisar antara satu sampai dengan dua persen di bawah toleransi margin error sekitar 3 persen. Melihat konstruksi elektabilitas seperti ini, kuat dugaan akan ada keajaiban yang memenangi Pilgub NTB. Bisa jadi invisible tangan dan takdir politik akan menjadi penentu akhir pemenang Pilgub NTB. Sehingga urutan elektabilitas para Paslon versi lembaga survey tidak bisa lagi dijadikan garansi atau kartu truff dalam memenangkan Pilgub NTB, karena perubaha elektabilitas bergerak dinamis secara berkala.
Demikian Analisis Lembaga sosial dan Politik Mi6 yang disampaikan ke Media, Sabtu 19/5 terkait elektabilitas dan Pemenang Pilgub NTB.
Mi6 menduga, ketatnya persaingan elektabilitas para Paslon di Pilgub NTB dipengaruhi juga oleh besarnya ekspektasi pemilih di masing-masing kabupaten/kota untuk memenangkan jagonya. Selain itu pro aktif calon dan tim sukses mendekati dan mempenetrasi wilayah pemilihnya turut memberikan kontribusi utama.
Agresifitas The Rising Star ZulRohmi
Dimata Mi6 agresifitas kandidat the rising star Zul Rohmi dalam melakukan gerakan blusukan day by day merupakan cara ampuh meraih simpati dukungan rakyat. Sebagai pendatang baru, Zul Rohmi sadar bahwa hanya dengan cara gerilya seperti inilah rakyat bisa mengenalnya Face to Face dengan benar. Pada akhirnya para pemilih tersebut bisa diikat dalam satu kesatuan komitmen politik secara kolektif memenangkan Zul Rohmi.
Meskipun demikian Mi6 mengingatkan, strategi blusukan ini akan berdampak menggerus/menurunkan elektabilitas Zul Rohmi diakhir ronde, apabila tidak ada yang menjaga dan merawat ekpektasi pemilih jelang pencoblosan nanti .
“Karena pertemuannya serba instan, maka perlu dijaga suara pemilih tersebut agar tidak berpindah ke lain hati," ungkap direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto, SH didampingi Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fadlulah SE.
Dibawah Margin Error
Selanjutnya Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fadlulah menambahkan, dengan jarak pautan elektabilitas para Paslon berkisar 2 persen di bawah margin error mengindikasikan Pilgub NTB, kekuatan para Paslon berimbang dan memiliki keunggulan pada wilayah yang dijadikan benteng kekuatan pemilih loyalnya. “Maka jangan heran, jika beberapa lembaga survey tidak mau mempublikasi hasilnya karena trend elektabilitas para Paslon relatif imbang dan fluktuatif yang terkendali,” katanya.
Dengan waktu tersisa 38 hari menjelang hari pemilihan tanggal 27 Juni 2018, maka apapun bisa terjadi, termasuk keajaiban yang memenangi Pilgub NTB ini. Semua ini tergantung pada kepiawaian dan strategi taktik yang dimainkan para Paslon mengamankan wilayah pemilihnya. “Prinsipnya begini, makin sering Paslon bangun pagi dan rajin mendatangi rakyat selalu ada harapan baik di sisinya," imbuh Athar.
Mi6 melihat di tengah kuatnya floating mass dan pragmatisme rakyat maka strategi door to door mendatangi pemilih, setidaknya bisa meredam dan menenangkan suara hati rakyat yang terkadang kerap ambigu. “Para pemilih pragmatis ini harus di treatment dengan cara-cara tidak biasa dan harus dikasih tanggungjawab agar ada kebanggaan buat dirinya," ungkap Didu, panggilan akrab Direktur Mi6.
Mesin Parpol
Terkait sinyalemen di publik bahwa mesin Parpol belum bergerak dalam mengakselerasikan secara nyata memback up paslonnya, Didu melihat hal tersebut harus dilihat sebagai taktik internal yang tidak semua musti dipublikasikan. “Mesin Parpol pasti bergerak karena memiliki SDU (Self Defence Unit) yang tidak harus ditahu cara dan mekanisme kerjanya di basis pemilihnya," tambah mantan direktur WALHI NTB ini. [akt.01]