Acara Penobatan Jenateka, Saat yang Tepat Mengenalkan Budaya Bima
Penobatan Jenateke Kesultanan Bima dilaksanakan di Asi Mbojo, Minggu, 18 September 2016. [benner panpel] AKTUALITA.INFO , Bima – Acara ...
9/07/2016 10:20:00 PM
https://www.aktualita.info/2016/09/acara-penobatan-sultan-saat-yang-tepat.html
Penobatan Jenateke Kesultanan Bima dilaksanakan di Asi Mbojo, Minggu, 18 September 2016. [benner panpel] |
AKTUALITA.INFO, Bima – Acara penobatan Putra Mahkota (Jena Teke) Kesultanan Bima Muhammad Putera Ferryandi, Minggu (18/9) mendatang, merupakan momentum yang tepat untuk memperkenalkan budaya, tarian khas daerah, situs sejarah, dan tempat pariwisata yang ada di Kota dan Kabupaten Bima.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bima, saat ini tengah menyiapkan konsep yang tepat untuk menyambut kedatangan tamu Kerajaan dan Kesultanan se-Nusantara. Agar acara sakral tersebut, berlangsung meriah dan monumental.
Kepala Disbudpar Kabupaten Bima, Syafrudin H Ahmad mengatakan, pihaknya dilibatkan sebagai panitia pelaksana dalam acara tersebut. Sebagai seksi pengantar tamu undangan untuk memperkenalkan beberapa budaya, situs sejarah, dan tempat-tempat pariwisata. “Nanti kami sebagai pemandu wisata bagi tamu. Apalagi saya sebagai Kadis Pariwisata dan Kebudayaan, akan membantu panitia yang lain,” akunya di halaman Asi Mbojo (Istana Kesultanan Bima), Rabu (7/9).
Menurutnya, Kesultanan Bima dikenal seantero dunia. Kata dia, yang mampu mengalahkan sejarah Kesultanan Bima hanya Kerajaan Jogja. Hanya saja, kesadaran masyarakat Bima dalam menjaga dan melestarikan nilai budaya masih minim, karena selama ini sejarah dan budaya selalu saja digiring pada hal-hal politik. “Ini yang membuat sejarah kita pudar. Sehingga nilai yang terkandung di dalamnya redup,” ungkapnya.
Syafrudin berharap, momentum penobatan Jena Teke dapat menyatukan persepsi. Bukan membuat dikotomi antar-wilayah, tetapi jadikan peristiwa sakral tersebut demi kemajuan dan perkembangan Bima. Karena pemerintahan yang berjalan sampai sekarang merupakan embrio dari Kesultanan Bima. “Untuk itu mari kita tetap menjaga dan melestarika budaya Bima, untuk menata generasi kedepan yang santun dan sopan,” pungkasnya.
[Moen]