Tolak Pembatalan SK 134, Ratusan CPNS K2 Kemah di Pendopo Bupati
CPNS yang menolak pembatalan SK 134 mendirikan kemah di depan Pendopo Bupati Dompu. AKTUALITA.INFO , Dompu - Sebanyak 390 Calon Pega...
9/23/2016 11:44:00 PM
https://www.aktualita.info/2016/09/tolak-pembatalan-sk-134-ratusan-cpns-k2.html
CPNS yang menolak pembatalan SK 134 mendirikan kemah di depan Pendopo Bupati Dompu. |
AKTUALITA.INFO, Dompu - Sebanyak 390 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, mendirikan tenda (kemah) tepat di depan Pendopo Bupati Dompu, Jumat malam, 23 September 2016.
Ratusan CPNS yang mengelaim dari jalur Kategori Dua (K2) Asli tersebut menginap di depan kediaman Bupati, sebagai bentuk ekspresi kekecewaan sekaligus menolak Surat Keputusan (SK) BKN Regional X Denpasar. Terkait pembatalan Nomor Induk Pegawai (NIP) dan penghentian pembayaran gaji terhadap 134 CPNS yang dianggap bermasalah. "Kami kecewa dan menolak keputusan BKN tentang pembatalan sepihak itu," ujar Koordinator Aksi, Dedi Poerwanto.
Kemah ini juga, kata Dedi, terpaksa dilakukan berdasarkan pernyataan Bupati Dompu Drs H Bambang M Yasin. Sebagaimana dilansir oleh salah satu portal media, bahwa Bupati akan membatalkan SK 134 CPNS yang dianggap bermasalah.
"Kalau kami dibatalkan berdasarkan hasil verifikasi, kenapa tidak dibatalkan sejak awal. Kenapa diterbitkan dulu SK CPNS-nya, baru ini dibatalkan lagi berdasarkan verifikasi," tandas Dedi. "Kami meminta kepada Pemda untuk menolak keputusan BKN," pinta dia.
Dedi mengancam akan memperkarakan Pemerintah Pusat, lebih khusus BKN melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), jika saja dalam upaya koordinasi Pemkab Dompu mengalami jalan buntu. "Insya Allah jalan keluar mem-PTUN-kan Pemerintah, lebih khusus BKN akan kami tempuh," katanya.
Aksi menginap dengan mendirikan kemah di depan Pendpo Bupati Dompu tidak akan berakhir sebelum tuntutan mereka dipenuhi. Sebanyak 390 orang sebagaimana di SK-kan oleh Bupati, kata Dedi, tetap solid dan komitmen untuk terus berjuang. "Kami menunggu hasil, apapun bentuk hasilnya sampai gelapnya dunia ini memutuskan nasib kami," tegas Dedi.
[yani]