Polwan Dalam Menjawab Dinamika Masyarakat

Polisi Wanita Tanggal 1 September 2015, Polisi Wanita (Polwan) Kepolisian Negara Republik Indonesia genap berusia 67 tahun. Usia lebi...

Polisi Wanita


Tanggal 1 September 2015, Polisi Wanita (Polwan) Kepolisian Negara Republik Indonesia genap berusia 67 tahun. Usia lebih setengah abad tersebut, bukan lagi usia muda bagi sebuah institusi. Dari sejarah kelahirannya, Polwan lahir ditengah keadaan darurat, dimana ketika Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dibawah komando Sjafroedin Prawiranegara di Kota Bukit Tinggi, Padang Sumatera Barat, menghadapi agresi militer Belanda II, terjadi pengusungsian besar-besaran untuk menjauh dari titik-titik peperangan.

Untuk mencegah terjadinya penyusupan, para pengungsi harus diperiksa oleh Polisi, namun para pengungsi wanita menolak untuk diperiksa apalagi digeledah oleh Polisi laki-laki karena pada waktu itu belum ada Polwan. Maka ketika itulah Pemerintah Indonesia menunjuk Sekolah Polisi Negara (SPN) Bukit Tinggi untuk membuka pendidikan Inspektur Polisi.

Setelah melalui seleksi, terpilihlah 6 (enam) orang gadis remaja yang kesemuanya berdarah Minangkabau dan juga berasal dari Ranah Minang, mereka tersebut Mariana Saanin Mufti, Nelly Pauna Situmorang, Rosmalina Pramono, Dahniar Sukotjo, Djasmainar Husein, dan terakhir Rosnalia Taher. Ke-enam gadis remaja tersebut secara resmi tanggal 1 September 1948 mulai mengikuti Pendidikan Inspektur Polisi di SPN Bukit Tinggi.

Sejak saat itu dinyatakan lahirlah Polisi Wanita yang akrab dipanggil Polwan. Keenam Polwanangkatan pertama tersebut juga tercatat sebagai wanita ABRI pertama di tanah air yang kini kesemuanya sudah pensiun dengan rata-rata berpangkat Kolonel Polisi (Kombes).

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan peradaban manusia, tugas Polwan terus berkembang tidak hanya menyangkut masalah kejahatan wanita, anak-anak dan remaja, narkotika dan masalah administrasi, namun berkembang jauh hampir menyamai berbagai tugas Polisi laki-laki Kenakalan anak-anak dan remaja, kasus perkelahian antar pelajar yang terus meningkat dan kasus kejahatan wanita yang memprihatinkan dewasa ini adalah tantangan amat serius Korps Polisi Wanita untuk lebih berperan dan membuktikan eksistensinya di tubuh Polri.

Alhasil, atas dedikasi dan kinerjanya, banyak Polwan yang berhasil dilingkungan masyarakat dan lingkungan internal Polri, mereka diantaranya Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Paula Maria Renyaan Bataona (Jabatan terakhir : Wakil Gubernur Provinsi Maluku 1998-2003) dan Hj. Rumiah Kartoredjo, S.Pd (Jabatan terakhir : Kapolda Banten 2008-2010).

Semakin tinggi peradaban manusia semakin maju pula dinamika kehidupannya, namun Polwan semakin menunjukkan eksistensinya dalam melayani, mengayomi dan melindungu masyarakat. Walaupun memiliki keterbatasan karena faktor genetikanya, namun Polwan tetap bisa memberikan yang terbaik, dan bisa beradaptasi dalam kondisi apapun.

Dihari ulang tahun nya ke 67, Polwan dalam pandangan Bripka Ismi Andri Nurwati, adalah Polisi yang bisa menjawab segala tantangan kehidupan masyarakat. Menurutnya, saat ini Polwan sudah bisa memberikan kontribusi yang besar dalam kehidupan masyarakat, terlebih dalam membawa institusi Bhayangkara atau Kepolisian.

Hal tersebut bisa dicapai karena pendidikan Polwan yang membentuk karakter berbangsa dan bernegara yang baik. Melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat adalah kata kunci bagi Polwan dalam memberikan pengabdiannya.

Menurut Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Polres Dompu Nusa Tenggara Barat tersebut, sesuai dengan tugas dan fungsinya Polwan berada pada posisi yang strategis. Polwan cetus Ismi, menjadi garda terdepan.

Dia mencontohkan, dalam fungsi Dalmas saja, keberadaan Polwan sangat perlu dibutuhkan dengan metode Dalmas Humanis, karena Polwan dituntut dan menempatkan dirinya sebagai sahabat masyarakat, bukan lagi Polisi sebagai musuh masyarakat. Namun diakuinya, hanya saja saat ini jumlahnya masih sedikit, belum ideal menjawab perso`alan masyarakat.

Dalam melayani masyarakat dan memperlancar tugas utama Kepolisian Negara, Polwan kata Ismi harus memasuki semua fungsi dan kondisi tersebut sudah dilaksanakan oleh pimpinan. Mengapa Polwan harus memasuki semua fungsi, katanya agar tidak tidak mengganggu tugas Kepolisian yang lain.

Diusianya yang dibilang sudah tua, Kanit yang berjibaku dengan kasus Perempuan dan Anak tersebut berharap Polwan tetap menjadi garda terdepan dimasyarakat sebagaimana harapan Kapolri. Selain itu, dirinya berpesan kepada sesama Polwan di Indonesia, agar tetap menjaga soliditas, tidak terkotak-kotak dan melakukan yang terbaik untuk masyarakat.

iJika merunut pada jumlah, keberadaan Polwan saat ini keberadaannya masih jauh dari harapan masyarakat, namun dengan jumlah yang sedikit, Polwan tetap bisa berkiprah yang lebih baik. Oleh karena jumlahnya yang masih sedikit, dirinya berharap kedepan perekrutan Polwan harus lebih besar lagi, selain adanya perbaikan sistem pendidikan yang lebih baik dari kemarin. Bravo Polwan.!

 [yani]

Related

Sudut Pandang 5091946762041278143

Posting Komentar Default Comments

Untuk dapat memberikan komentar, Anda harus menggunakan salah satu akun atau profile yang Anda miliki. Bila tidak ada, silahkan pilih sebagai "Anonymous"

emo-but-icon

Comments

Recent

item