Ketidaksetaraan Gender, Penyebab Pembangunan Gagal

  Pelatihan Analisa dan Advokasi Kesetaraan Gender. /ydh-aktualita Aktualita.info, BIMA – Badan Penelitian dan Pembangunan Nasional (...

 
Ketidaksetaraan Gender, Penyebab Pembangunan Gagal
Pelatihan Analisa dan Advokasi Kesetaraan Gender. /ydh-aktualita

Aktualita.info, BIMA – Badan Penelitian dan Pembangunan Nasional (Bappenas) merilis kajian dampak dari ketidaksetaraan gender merupakan kegagalan atau kerugian pembangunan. Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Papua, terdapat perbedaan peringkat yang cukup jauh dalam pencapaian kesetaraan dan keadilan gender.

Menurut Konsultan AIPD (Asutralia Indonesia Partnership For Decentralisation) Syaiful Muluk, kajian awal terhadap indeks kesetaraan dan keadiln gender (IKKG) menempatkan NTB pada peringkat 25 dari 33 provinsi. Sementara Papua pada peringkat 12. “Posisi ini tidak berubah sejak tahun 2007 hingga 2012,” katanya dalam pelatihan analisia dan advokasi kebijakan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang adil gender, di hotel Mutmainah Kota Bima, Selasa 14 Oktober 2014.

Perempuan di NTB khususnya, menurut Syaiful mengalami ketertinggalan hampir dalam segala bidang. Di sektor kesehatan, katanya, pencapaian pembangunan kesetaraan dan keadilan gender pada aspek kesehatan reproduksi masih sangat rendah. “Indikasinya, tingginya risiko kematian ibu dan tingginya angka remaja usia 15-19 tahun melahirkan,” ungkap Syaiful saat menyampaikan materi dalam pelatihan yang digelar AIPD Distrik Bima tersebut.

Demikian di sektor pendidikan, lanjut Syaiful, ditemukan kesenjangan pencapaian pendidikan antara laki-laki dan perempuan. Pada bidang ekonomi dan politik juga keterlibatan perempuan lebih rendah dari laki-laki. “Selain itu, perempuan juga masih rentan mengalami berbagai diskriminasi di pasar kerja dan rentan menjadi korban tindakan kekerasan domestik,” terang Syaiful.

Pelatihan analisia dan advokasi kebijakan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang adil gender, digelar di hotel Mutmainah Selasa 14 Oktober hingga Sabtu 18 Oktober 2014. Diikuti sekitar 25 peserta dari kelompok warga dan organisasi masyarakat sipil, aktivis dan pers. “Kegiatan ini merupakan tahap ketiga dari pelatihan-pelatihan sebelumnya,” ujar Distrik Fasilitator AIPD Bima, Umar SH.

[yudha]

Related

Ragam 4213638255639080888

Posting Komentar Default Comments

Untuk dapat memberikan komentar, Anda harus menggunakan salah satu akun atau profile yang Anda miliki. Bila tidak ada, silahkan pilih sebagai "Anonymous"

emo-but-icon

Comments

Recent

item