Terdakwa Kredit Fiktif Pegawai Pemkab Siap Disidang
Ilustrasi Aktualita.info, KOTA BIMA – Kasus kredit fiktif senilai Rp100 juta dengan terdakwa Nurhayati, Pegawai Negeri Sipil (PNS) K...
4/09/2015 02:31:00 AM
https://www.aktualita.info/2015/04/terdakwa-kredit-fiktif-pegawai-pemkab.html
Ilustrasi |
Aktualita.info, KOTA BIMA – Kasus kredit fiktif senilai Rp100 juta dengan terdakwa Nurhayati, Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Bima akan disidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Raba Bima, Kamis 9 April 2015. Agendanya, pembacaan surat dakwaan.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Bima melalui Kasi Pidana Umum (Pidum) I Gusti Gede Agung Puger, menjelaskan,kasus kredit fiktif terjadi tahun 2013 silam. Modus operandi yang dilakukan terdakwa Nurhayati, meminjam uang sebanyak Rp100 juta melalui bendahara Dinas Peternakan Kabupaten Bima atas nama Hasnah, dengan cara menyicilnya setiap bulan.
Terdakwa katanya, memakai nama Hasnah karena tidak bisa mengambil pinjaman di bank saat terdakwa masih bertugas di Setda Kabupaten Bima. “Terdakwa meminta bantuan kepada saksi korban (Hasnah) untuk menanggulangi cicilan kredit di Bank NTB cabang Bima dimana akan dicicil setiap bulannya,” jelas Puger di Kejari Bima, Kamis (9/4).
Waktu berjalan, lanjutnya, terdakwa ternyata tidak mau meyelesaikan pinjaman Rp 100 Juta itu dengan waktu delapan Tahun. Korban pun akhirnya mengalami kerugian hingga Rp54.993.336 juta. "Merasa dirugikan dan pegawai Dinas Peternakanpun mengamuk saat itu, saksi korban akhirnya melaporkan ke Polres Bima Kota," ungkapnya.
Dari pengakuan saksi korban ketika terdakwa melakukan kredit itu, Puger menjelaskan, pegawai yang ada di Dinas Peternakan kabupaten Bima, harus dipotong gajinya demi memenuhi potongan kredit yang diambil oleh terdakwa. "Berdasarkan itulah sehingga kasus ini dilaporkan ke Polisi," katanya.
Kasus ini katanya, dilimpahkan berkas tahap duanya pada tanggal 26 Maret 2015. Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Bima langsung melakukan penahanan terhadap terdakwa. Atas perbuatannya, terdakwa dikenakan Pasal 378 dengan ancaman hukuman empat tahun penjara.
[ald*]