PROFIL KABUPATEN DOMPU (Bagian 2)
Sekretariat DPRD Kabupaten Dompu, Jalan Soekarno-Hatta Sambungan dari Profil Kabupaten Dompu Bagian 1. Adapu n tingkat kedalam...
4/03/2017 05:50:00 PM
https://www.aktualita.info/2017/04/profil-kabupaten-dompu-bagian-2.html?m=0
![]() |
Sekretariat DPRD Kabupaten Dompu, Jalan Soekarno-Hatta |
Sambungan dari Profil Kabupaten Dompu Bagian 1.
Adapun tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan
Kabupaten Dompu selama kurun waktu 2010-2014 adalah sebagai berikut :
Berdasarkan
grafik diatas menunjukkan bahwa tingkat kedalaman kemiskinan (P1) Kabupaten Dompu
berada pada posisi diatas 2, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengeluaran
orang-orang miskin di Kabupaten Dompu saat ini masih jauh dari garis
kemiskinan. Selanjutnya tingkat keparahan (P2) Kabupaten Dompu berada pada
posisi 0,49 atau di bawah 2 hal ini menunjukkan kesenjangan pengeluaran antara
penduduk di Kabupaten Dompu sangat kecil atau dengan kata lain bahwa tingkat
pengeluaran antara penduduk miskin di Kabupaten Dompu hamper merata.
Kualitas kehidupan
manusia secara individu atau masyarakat secara kelompok tidak hanya didasarkan
pada tingkat ekonomi melainkan juga kesehatan dan pendidikan. Dalam subbab ini
akan diuraikan analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial yang dilakukan
terhadap indikator yang relevan.
1.1.1.1
Pendidikan
Pendidikan merupakan aspek penting
dalam pembangunan manusia. Adapun gambaran pembangunan pendidikan di Kabupaten
secara umum dapat terukur dari Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah. Berdasarkan data BPS Tahun
2015 menunjukkan bahwa Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Dompu adalah sebesar
13,27 Tahun meningkat dari 13,16 Tahun pada Tahun 2015. Hal ini menunjukkan
bahwa harapan lama sekolah di Kabupaten Dompu telah melewati tingkat SMA.
Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Dompu pada Tahun 2015 adalah 7,83tahun meningkat
dari 7,45 tahunpada Tahun 2014.
Selain kedua indikator diatas pembangunan sektor pendidikan dapat dilihat dari
perkembangan akses dan mutu pendidikan yang dilaksanakan selama ini. Adapun
gambaran akan hal tersebut sebagaimana tabel berikut ini :
Tabel
2.36
Rata-Rata Lama Sekolah, APM dan Drop Out
Pendidikan Dasar Kabupaten Dompu Tahun 2011-2015
Rata-Rata Lama Sekolah, APM dan Drop Out
Pendidikan Dasar Kabupaten Dompu Tahun 2011-2015
Indikator Kinerja
|
Tahun
|
||||
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
|
Angka Partisipasi
Murni
|
|||||
- SD/MI/Paket A
|
99,21
|
99,4
|
99,43
|
99,59
|
99,68
|
- SMP/MTs/Paket B
|
76,95
|
77,01
|
77,14
|
79,22
|
82,8
|
Angka Drop Out
|
|||||
- SD/MI/Paket A
|
0,32
|
0,21
|
0,1
|
0,2
|
0,17
|
- SMP/MTs/Paket B
|
1,13
|
0,21
|
0,27
|
0,18
|
0,14
|
Rata
– Rata Lama Sekolah
|
7,35
|
7,40
|
7,45
|
7,83
|
Sumber : Dinas Dikpora Kabupaten
Dompu
1.1.1.2
Kesehatan
Berikut ini diuraikan gambaran umum
indikator kinerja dalam aspek kesehatan selama 5 (lima) tahun terakhir.
1.
Usia Harapan Hidup (UHH)
Usia Harapan Hidup adalah usia
yang diharapkan/dimungkinkan dapat dicapai seorang penduduk di suatu wilayah
tertentu pada saat dilahirkan. Dalam menghitung UHH diperlukan data-data yang
sangat lengkap, salah satunya data rata-rata lama hidup seluruh penduduk di
suatu wilayah selama periode waktu tertentu. Penghitungan UHH harus dilakukan
dengan standar internasional sehingga dapat dibandingkan dengan wilayah lain.
Negara Indonesia dalam menghitung UHH secara sah dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS).
Untuk Tahun 2011 UHH di kabupaten Dompu adalah 61,16 tahun sedangkan untuk Tahun 2015 adalah 65,36 tahun.
2. Angka
Kematian Ibu
AKI
adalah angka kematian ibu yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan pasca
persalinan/nifas di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu pada setiap 100.000
kelahiran hidup. AKI dihitung dengan
memperhatikan beberapa faktor, antara lain jumlah kasus kematian ibu
hamil/melahirkan/pasca persalinan, jumlah kelahiran hidup, dan tingkat pertumbuhan
penduduk. Sama seperti UHH, menghitung AKI hanya dapat dilakukan oleh BPS
karena harus memenuhi standar internasional dengan metode sampling yang teruji.
Pada Tahun 2015 jumlah kasus kematian Ibu
karena kehamilan, persalinan dan pasca persalinan/nifas meningkat di banding tahun
sebelumnya yaitu dari 2 kasus di Tahun 2014 menjadi12 kasus pada Tahun 2015.Dari hasil otopsi
verbal, penyebab kematian dari sejumlah kasus yang
ditangani selama lima tahun terakhir di temukan bahwa pre
eklamsi dan perdarahan
menempati urutan tertinggi sebagai penyebab langsung kematian maternal kemudian disusul oleh penyebab lain yang merupakan akumulasi dari
berbagai kasus seperti jantung, malaria, ginjal dan penyakit-penyakit penyerta lainnya. Jumlah kematian ibu di
kabupaten Dompu selama 5 (lima) tahun terakhir dapat di lihat pada grafik berikut
ini :
3. Angka
Kematian Bayi
Kasus kematian bayi masih menjadi fokus perhatian di sektor
kesehatan dan trendnya berfluktuatif di setiap tahunnya. Pada Tahun 2014, kasus kematian bayi sebanyak
33 kasus dan Tahun 2015 jumlah kematian bayi meningkat menjadi 34 kasus dari
5.380 kelahiran hidup (AKB : 6,3 per 1.000 Kelahiran Hidup sudah mencapai target MDG’s 23 per 1.000 kelahiran Hidup Tahun
2015). Namun dengan masih ditemukannya kasus
kematian bayi, maka kita masih harus bekerja keras untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan maksimal sehingga kasus kematian bayi dapat di tekan seminimal
mungkin. Grafik di bawah ini menunjukkan gambaran kasus kematian bayi/Neonatal
di Kabupaten Dompu Tahun 2011 s/d 2015 :
4. Gizi
Buruk
Kasus balita gizi buruk yang
dimaksud adalah balita dengan tanda klinis gizi buruk dan atau indeks Berat
Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan
(BB/TB) dengan nilai Z-score <-3 SD. Hasil rekapitulasi jumlah kasus gizi
buruk Tahun 2011 s/d Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel
2.37
NO
|
KEC
|
PUSKESMAS
|
JUMLAH KASUS
|
∑
|
MENIGGAL
|
SEMBUH/GK/N
|
|||||||||||
JAN
|
FEB
|
MAR
|
APR
|
MEI
|
JUN
|
JUL
|
AGS
|
SEP
|
OKT
|
NOV
|
DES
|
||||||
1
|
DOMPU
|
DOTIM
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
2
|
0
|
0
|
2
|
DOKOT
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
5
|
0
|
1
|
|
3
|
PAJO
|
RANGGO
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
2
|
5
|
0
|
2
|
4
|
HUU
|
RASABOU
|
0
|
0
|
1/1+
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
1
|
2
|
5
|
WOJA
|
DOBAR
|
1
|
0
|
2
|
2
|
1
|
0
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
0
|
14
|
0
|
12
|
6
|
M.LEWA
|
SORIUTU
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
7
|
KEMPO
|
KEMPO
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
8
|
KILO
|
KILO
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
9
|
PEKAT
|
CALABAI
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
0
|
1
|
KAB (TOTAL KASUS) 2015
|
4
|
0
|
7
|
2
|
1
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
3
|
31
|
1
|
18
|
||
KAB (TOTAL KASUS) 2014
|
4
|
12
|
3
|
1
|
1
|
7/1+
|
1
|
4/+1
|
1
|
2
|
4
|
5
|
45
|
2
|
43
|
||
KAB (TOTAL KASUS) 2013
|
7
|
8
|
13
|
6
|
2
|
1
|
1
|
0
|
3
|
1
|
4
|
0
|
46
|
3
|
43
|
||
KAB (TOTAL KASUS) 2012
|
11
|
15
|
9
|
2
|
5
|
0
|
14
|
10
|
1
|
4
|
3
|
4
|
78
|
2
|
76
|
||
KAB (TOTAL KASUS) 2011
|
8
|
5
|
14
|
12
|
7
|
11
|
12
|
4
|
6
|
1
|
7
|
7
|
94
|
4
|
93
|
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten
Dompu Tahun 2015
Dari tabel di atas dapat
dijelaskan bahwa jumlah kasus gizi buruk Tahun 2015 yaitu 31 kasus dari total
kasus tersebut jumlah kematian yaitu 1 kasus di Puskesmas Rasabou dengan
penyebab kematian adalah anemia berat. Dari total 30 kasus tersebut yang sudah
beralih status menjadi Gizi Kurang (GK) atau Normal (N) per bulan Desember 2015
yaitu sebanyak 18 kasus sehingga sisa kasus gizi buruk yaitu 12 kasus. Jika
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya jumlah kasus gizi buruk menurun dan
dibandingkan Tahun 2014 yaitu 45 kasus maka pada Tahun 2015 kasus gizi buruk
menurun ± 30 %. Hal ini menunjukan bahwa surveilans gizi berjalan efektif.
Trend penurunan kasus gizi buruk 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat
pada grafikberikut ini :
1.3.2.3 Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia terdiri dari beberapa
komponen indikator kesejahteraan sosial.Dalam kurun waktu 2012-2014 terjadi
peningkatan IPM setiap tahun. Pada Tahun 2012 IPM Kabupaten Dompu tercatat sebesar 62,60 point dan meningkat
menjadi 64,56 point pada Tahun 2015. Gambar tentang komponen IPM di Kabupaten Dompu dapat di
lihat pada tabel dibawah ini :
Tabel
2.38
Uraian
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Angka Harapan Hidup
|
61,26
|
61,68
|
65,05
|
65,36
|
Angka Harapan Sekolah
|
12,64
|
12,96
|
13,66
|
13,27
|
Rata-rata Lama sekolah
|
7,35
|
7,40
|
7,45
|
7,83
|
Paritas Daya Beli (000)
|
7.169
|
7.204
|
7.239
|
7.940
|
IPM
|
62,60
|
63,16
|
63,53
|
64,56
|
Sumber : Badan Pusat Statistik
Kabupaten Dompu 2015
Jika dibandingkan dengan Provinsi NTB, IPM
Kabupaten Dompu terlihat berada dibawah capaian IPM rata-rata Provinsi NTB, perbandingan antara IPM rata-rata Provinsi NTB dengan IPM Kabupaten Dompu dapat
dilihat pada gambar berikut ini :
1.3.2.4 Ketenagakerjaan
Angkatan
kerja Kabupaten Dompu Tahun 2011 sebanyak 97,322 orang, angkatan kerja ini
mengalami penurunan sebanyak 9.819 orang atau 10,09% di Tahun 2014. Adapun
gambaran tentang angkatan kerja, penduduk yang bekerja, penduduk yang tidak
bekerja dan rasio penduduk yang bekerja dapat terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel
2.39
No
|
Uraian
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
1
|
Angkatan
Kerja
|
97.322
|
93.477
|
87.195
|
87.503
|
NA
|
2
|
Penduduk
Yang Bekerja
|
91.606
|
89.039
|
82.721
|
81.804
|
NA
|
3
|
Penduduk
Yang Tidak Bekerja
|
5.716
|
4.438
|
4.474
|
5.699
|
NA
|
4
|
Rasio
Penduduk Yang Bekerja
|
0,94
|
0,95
|
0,95
|
0,94
|
NA
|
Sumber : Badan Pusat Statistik
Kabupaten Dompu
1.4.1.1
Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu bidang
penting dalam pembangunan nasional maupun daerah.Sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas merupakan modal yang sangat berharga bagi pembangunan, baik
pembangunan manusia itu sendiri maupun pembangunan ekonomi. SDM yang
berkualitas akan membawa dampak pada kemajuan dibidang teknologi, kesehatan,
ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat secara umum. Hal ini dikarenakan penduduk
yang memiliki pendidikan yang cukup akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam
menghasilkan barang dan jasa, melakukan inovasi teknologi, merancang dan
merekayasa lingkungan hidup, menjaga keteraturan sosial, mengembangkan perekonomian
dan pada akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas hidup manusia secara
keseluruhan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah bahwa pengelolaan pendidikan menengah diselenggarakan oleh Pemerintah
Provinsi.Oleh karenanya Pemerintah Kabupaten Dompu hanya menyelenggarakan
pendidikan dasar dan pengelolaan pendidikan.
Pada urusan wajib bidang pendidikan
terdapat beberapaindikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja sektor
pendidikan, berikut diuraikan hasil beberapa indikator kinerja sektor
pendidikan di Kabupaten Dompu.
1.
Angka Partisipasi
Sekolah Kabupaten Dompu pada Tahun 2015 telah mencapai 92,68% untuk SD dan
82,8% untuk SMP. Dari data tersebut bahwa terdapat 7,32% penduduk usia 7-12
tahun yang tidak bersekolah di pendidikan setingkat SD dan 17,2% penduduk usia
13-15 tahun yang tidak bersekolah di pendidikan setingkat SMP. Sedangkan Angka
Partisipasi Kasar tercatat pada angka 111,24% untuk SD dan 96,12% untuk SMP.
2.
Rasio
ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah tercatat bahwa pada Tahun 2015
jumlah murid per sekolah pada jenjang setingkat SD adalah sebanyak 143 siswa,
jika di tinjau dari jumlah siswa per kelas maka setiap kelas pada jenjang SD
diisi oleh 23 orang dan jumlah murid per sekolah pada jenjang setingkat SMP
adalah sebanyak 169 siswa, jika ditinjau dari jumlah murid per kelas maka
setiap kelas pada jenjang SMP akan diisi oleh 25 siswa. Indikator rasio
guru/murid, pada Tahun 2015 pada jenjang SD tercatat 1 orang guru untuk 10
siswa dan pada jenjang SMP 1 orang guru untuk 7 orang siswa. Kondisi ini telah
melebihi standar nasional SPM Pendidikan.
3.
Indikator fasilitas pendidikan ditandai dengan
kondisi ruang kelas dalam keadaan baik untuk pendidikan SD dan SMP. Pada Tahun
2015 tercatat dari 1.322 ruang kelas terdapat 850 ruang kelas dalam kondisi
baik, 333 ruang kelas dalam kondisi rusak ringan dan 139 ruang kelas dalam
kondisi rusak berat. Pada tingkatan SMP dari 485 ruang kelas terdapat 41 ruang
kelas bukan milik, 320 ruang kelas dalam kondisi baik, 82 ruang kelas dalam
kondisi rusak ringan dan 42 ruang kelas dalam kondisi rusak berat. Kondisi ruang kelas
sekolah per Kecamatan ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :.
Tabel
2.40
Tahun 2015
No.
|
Kecamatan
|
||||
Baik
|
R. Ringan
|
R. Berat
|
Jumlah
|
||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
01
|
Dompu
|
175
|
43
|
20
|
238
|
02
|
Kempo
|
65
|
36
|
19
|
120
|
03
|
Hu'u
|
52
|
30
|
6
|
88
|
04
|
Kilo
|
54
|
31
|
25
|
110
|
05
|
Pekat
|
160
|
41
|
19
|
220
|
06
|
Woja
|
210
|
48
|
23
|
281
|
07
|
Manggelewa
|
81
|
78
|
24
|
183
|
08
|
Pajo
|
53
|
26
|
3
|
82
|
Jumlah
|
850
|
333
|
139
|
1.322
|
Sumber : Dinas
Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Tahun 2015
Tabel 2.41
Kondisi Ruang Kelas SMP Per Kecamatan
se Kabupaten Dompu Tahun 2015
No.
|
Kecamatan
|
Ruang Kelas Milik Menurut Kondisi
|
Ruang
|
Ruang
|
|||
Baik
|
R. Ringan
|
R. Berat
|
Jumlah
|
Kelas
|
Kelas
|
||
Bkn Milik
|
Seluruh
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
01
|
Dompu
|
76
|
8
|
5
|
89
|
1
|
90
|
02
|
Kempo
|
28
|
18
|
4
|
50
|
2
|
52
|
03
|
Hu'u
|
25
|
10
|
4
|
39
|
0
|
39
|
04
|
Kilo
|
22
|
16
|
1
|
39
|
6
|
45
|
05
|
Pekat
|
26
|
10
|
9
|
45
|
13
|
58
|
06
|
Woja
|
81
|
9
|
14
|
104
|
19
|
123
|
07
|
Manggelewa
|
44
|
6
|
5
|
55
|
0
|
55
|
08
|
Pajo
|
18
|
5
|
0
|
23
|
0
|
23
|
Jumlah
|
320
|
82
|
42
|
444
|
41
|
485
|
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda Dan
Olahraga Tahun 2015.
4.
Indikator
selanjutnya adalah Angka Kelulusan Tingkat SD dan SMP. Pada Tahun 2015 Tingkat Kelulusan
siswa SD dan sederajat adalah 100% dan untuk tingkat SMP tercatat sebesar
99,44%. Pada indikator Angka Melanjutkan ke Tingkat SMP dan SMA pada Tahun 2015
tercatat bahwa Angka Melanjutkan ke Tingkat SMP tercatat
sebesar 91,71% dan Angka Melanjutkan ke SMA tercatat sebesar 103,45%.
5.
Guru yang layak
mengajar untuk tingkat SD dan SMP. Pada Tahun 2015 tercatat 55,58% atau 1.830
guru dari 3.293 guru (baik PNS maupun Non PNS) yang dinilai layak mengajar
untuk tingkat SD. Kondisi lebih baik ditunjukkan pada tingkat SMP bahwa
terdapat 67,98% atau 1.053 guru SMP dari
1.549 guru yang dinilai layak mengajar. Indikator guru layak mengajar tersebut dilihat dari
jumlah guru yang bersertifikasi.
1.4.1.2
Kesehatan
Pembangunan
bidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh
pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Melalui upaya tersebut
diharapkan akan tercapai derajat kesehatan yang lebih baik. Gambaran kinerja
penyelenggaraan urusan wajib bidang kesehatan dapat diukur dari capaian
terhadap indikator Standar Pelayanan Minimal Kesehatan yang antara lain
meliputi :
Tabel
2.42
No.
|
Jenis Pelayanan
Dasar & Sub Kegiatan |
Indikator
|
Capaian/Profil
|
Target Nasional
|
|||||
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
Target Nasional
|
Tahun
|
||||
I
|
Pelayanan Kesehatan Dasar
|
1
|
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4.
|
83,92
|
100,79
|
100,32
|
95,35
|
95
|
2015
|
2
|
Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani.
|
100,01
|
104,07
|
115,30
|
126,55
|
80
|
2015
|
||
3
|
Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.
|
85,78
|
93,41
|
96,60
|
93,25
|
90
|
2015
|
||
4
|
Cakupan pelayanan Ibu Nifas
|
84,57
|
94,53
|
93,69
|
92,80
|
90
|
2015
|
||
5
|
Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani
|
34,64
|
60,69
|
78,60
|
103,71
|
80
|
2010
|
||
6
|
Cakupan kunjungan bayi.
|
94,54
|
93,09
|
93,51
|
95,67
|
90
|
2010
|
||
7
|
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization
(UCI).
|
80
|
100,00
|
100
|
96
|
100
|
2010
|
||
8
|
Cakupan pelayanan anak balita.
|
100,00
|
78,39
|
77,22
|
82,46
|
90
|
2010
|
||
9
|
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia
6-24 bulan keluarga miskin.
|
7,11
|
62,00
|
100,00
|
100
|
100
|
2010
|
||
10
|
Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
2010
|
||
11
|
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
|
81,16
|
70,59
|
93,44
|
87,24
|
100
|
2010
|
||
12
|
Cakupan peserta KB Aktif
|
79,04
|
77,25
|
75,02
|
81,56
|
70
|
2010
|
||
13
|
Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit :
|
||||||||
A.
|
Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk
< 15 tahun
|
96,22
|
93,77
|
95,02
|
91,29
|
100
|
2010
|
||
B.
|
Penemuan Penderita Pneumonia Balita
|
23,87
|
21,25
|
22,37
|
22,92
|
100
|
2010
|
||
C.
|
Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif
|
39,45
|
46,62
|
58,63
|
50,31
|
100
|
2010
|
||
D.
|
Penderita DBD yang Ditangani
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
2010
|
||
E.
|
Penemuan Penderita Diare
|
73,43
|
95,01
|
181,23
|
58,59
|
100
|
2010
|
||
14
|
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
|
69,11
|
148,20
|
3,61
|
104,89
|
100
|
2015
|
||
II
|
Pelayanan Kesehatan Rujukan
|
15
|
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin.
|
25,3
|
34
|
45
|
69
|
100
|
2015
|
16
|
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota.
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
2015
|
||
III
|
Penyelidikan
|
17
|
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi <24 jam
|
100,00
|
100
|
#DIV/0!
|
100
|
100
|
2015
|
IV
|
Promosi
|
18
|
Cakupan Desa Siaga Aktif
|
81,82
|
100,00
|
100
|
100
|
80
|
2015
|
Sumber :SPM Dinas KesehatanTahun 2015.
1.4.1.3
Pekerjaan Umum
dan Perumahan
Ketersediaan infrastruktur yang layak dan memadai merupakan factor
dasar yang diperlukan dalam proses pembangunanPada Tahun 2010 panjang jalan
Kabupaten yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri PU dan Perumahan Rakyat
adalah sepanjang 534,9 Km dengan proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi
baik sebesar 44,49% atau sepanjang 238 Km. Pada Tahun 2015 panjang jalan
Kabupaten telah bertambah menjadi 931,31 Km dengan tingkat kemantapan sebesar
29,23%.Selanjutnya Daerah Irigasi yang menjadi Kewenangan Kabupaten di Kabupaten Dompu pada Tahun
2011 adalah sebanyak 27 Daerah Irigasi.Jumlah tersebut telah meningkat menjadi
64 Daerah Irigasi Pada Tahun 2015. Total panjang jaringan irigasi di Kabupaten
Dompu saat ini adalah sepanjang 231 Km. Dari jumlah tersebut hanya 53 Km atau
25,11% yang berfungsi baik.
Selain jalan dan irigasi, jaringan air bersih merupakan infrastruktur
dasar yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat.Cakupan pelayanan Jaringan
air bersih di Kabupaten Dompu pada Tahun 2015 adalah sebesar 51%.Untuk akses
sanitasi yang layak di Kabupaten Dompu pada saat ini sudah mencapai 57%.
Aspek perumahan dan permukiman merupakan hal yang cukup dominan dalam
mempengaruhi tingkat kemiskinan di daerah. Di Kabupaten Dompu sampai dengan
Tahun 2015 tercatat masih terdapat 17.016 unit Rumah Tidak Layak Huni dan masih
terdapat 1,959 ha kawasan terpantau kumuh. Terkait dengan kawasan permukiman
dan perumahan drinase hal penting dalam menunjang keberadaan kawasan perumahan
dan permukiman khususnya di daerah perkotaan. Total panjang drainase perkotaan di Kabupaten Dompu saat ini adalah
sepanjang 79 Km dan hanya 47 Km yang berfungsi baik. Aspek penting lainnya
terkait dengan perumahan dan permukiman adalah pelayanan persampahan. Pada saat
ini total produksi sampai yang terangkut atau terlayanai sampai ke TPA baru
mencapai mencapai 34%.
Tabel
2.43
NO
|
Uraian
|
Capaian
|
1.
|
Tingkat Kemantapan Jalan
|
29,23
|
2.
|
Jaringan irigasi Berfungsi Baik
|
25,11
|
3.
|
Cakupan Pelayanan Jaringan Air
Bersih
|
51 %
|
4.
|
Akses Sanitasi Layak
|
57 %
|
5.
|
Jumlah RTLH
|
17.016 unit
|
6.
|
Kawasan Kumuh
|
1.959 ha
|
7.
|
Drinase Berfungsi Baik
|
59,49%
|
8.
|
Pelayanan Persampahan
|
34 %
|
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Tahun 2015
1.4.1.4
Penataan Ruang
Pengaturan terkait rencana umum tata ruang wilayah
sampai dengan Tahun 2032 telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten
Dompu Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Dompu Tahun 2032. Perda ini merupakan arahan pengaturan tata ruang wilayah
Kabupaten Dompu.Dalam hal pengimplementasian dan pelayanan kepada masyarakat,
RTRW ini masih perlu dijabarkan dalam bentuk peraturan lainnya.Untuk itu pada
Tahun 2014 telah diterbitkan peraturan daerah nomor 7 Tahun 2014 tentang
gedung.
1.4.1.5
Perencanaan Pembangunan
Dokumen perencanaan daerah yang menjadi pedoman
dalam perencanaan pembangunan terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah sebagaimana tertuang dalam Perda Nomor 13 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten DompuTahun 2005-2025, dan perencanaan
jangka menengah yang berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Dompu Tahun 2011-2015.
Pelaksanaan perencanaan tahunan RPJMD dijabarkan dalam RKPD yang ditetapkan
dengan Peraturan Bupati setiap tahunnya. RKPD dimaksud merupakan implementasi
target tahunan RPJMD.
1.4.1.6
Perhubungan
Peningkatan jumlah sarana angkutan publik,
kendaraan roda 2 maupun roda 4 serta angkutan umum menuntut ketersediaan sarana
dan prasarana perhubungan yang memadai. Jumlah arus penumpang angkutan umum
pada Tahun 2015 tercatat sebanyak 400.044 orang dengan 19 ijin trayek baik dalam kota
maupun antar kota. Jumlah kendaraan di Kabuaten Dompu Tahun 2015 adalah 180.911
unit dengan rasio terhadap jumlah penumpang sekitar 45,22% meningkat pesat jika
dibandingkan dengan tahun sebeumnya yaitu 110.551 unit kendaraan dengan rasio
28,79%.
Terkait dengan kepemilikan KIR angkutan umum,
diketahui bahwa pada Tahun 2015 baru mencapai 50,56% atau 615 kendaraan dari
1.244 kendaraan yang wajib uji KIR. Peningkatan kepemilikan KIR harus terus
dilakukan mengingat masih rendahnya kepemilikan KIR di Kabupaten Dompu. Proses
pengujian KIR telah sesuai dengan standar nasional yaitu 60 menit.
Selama periode 2011-2015 telah terpasang rambu
sebanyak 1.571 buah rambu. Jika pada Tahun 2012 dipasang sejumlah 250 rambu
maka pada Tahun 2015 telah terpasang 461 buah rambu laulintas. Adapun gambaran
kondisi sarana dan prasarana perhubungan di Kabupaten Dompu adalah sebagai
berikut :
Tabel 2. 44
Kondisi Sarana dan Prasarana Perhubungan Kabupaten Dompu Tahun 2015
NO
|
JENIS
SARANA/PRASARANA
|
VOLUME
|
SATUAN
|
1.
|
Panjang Jalan Nasional
|
82
|
Km
|
2.
|
Panjang Jalan Provinsi
|
251,06
|
Km
|
3.
|
Panjang Jalan Kabupaten
|
534,90
|
Km
|
4.
|
Panjang Jalan Kota
|
||
5.
|
Mobil Penumpang
|
156
|
Unit
|
6.
|
Mobil Bus
|
972
|
Unit
|
7.
|
Mobil Barang
|
1.149
|
Unit
|
8.
|
Kendaraan Khusus
|
1
|
Unit
|
9.
|
Sepeda Motor
|
34.503
|
Unit
|
10.
|
Trayek
|
4
|
Trayek
|
11.
|
Kendaraan/Trayek
|
||
a. Trayek A
|
48
|
Kendaraan
|
|
b. Trayek B
|
29
|
Kendaraan
|
|
Jumlah
|
77
|
Kendaraan
|
|
Rata-rata Kendaraan/Trayek
|
2
|
Kendaraan
|
|
12.
|
Load Factor rata-rata Trayek
|
||
a. Load Factor Trayek A
|
20
|
%
|
|
b. Load Factor Trayek B
|
20
|
%
|
|
Rata-rata Load Factor/Trayek
|
20
|
%
|
Sumber : Dinas Perhubungan Tahun 2015
1.4.1.7
Lingkungan Hidup
Pembangunan berwawasan lingkungan meliputi aspek pengendalian
pencemaran lingkungan (air, udara, tanah), perlindungan kawasan lindung dan
konservasi.Pengendalian pencemaran lingkungan diprioritaskan pada pengelolaan
sampah padat perkotaan, perbaikan akses terhadap sumber air bersih dan
pengelolaan air limbah.Perlindungan kawasan konservasi dan memulihkan kembali
kawasan-kawasan yang berfungsi lindung.
Volume sampah setiap tahunnya terus mengalami
peningkatan seiring terus bertambahnya jumlah penduduk Tahun 2015 sebanyak
234.665 Jiwa dan timbulan sampah perkapita perhari sebanyak 1,04 m3/orang,
maka volume produksi sampah pada Tahun 2015 sebanyak 244.110 m3/tahun,
sedangkan produksi sampah yang ditangani sesuai dengan jumlah dumptruck
sebanyak 9 unit dengan volume 8 m3, Amroll sebanyak 3 unit dengan
volume 6 m3, kontainer terangkut sebanyak 29 unit perhari dimana rotasi perhari sebanyak 2 kali,
sehingga yang ditangani sebanyak 75.120 m3/tahun atau 30,77% dan
produksi sampah yang tidak ditangani yaitu 168.990 m3/tahun atau
69,23%, dan pengelolaan persampahan masih terbatas
di wilayah perkotaan yaitu kecamatan Dompu dan Woja, dan estimasi
produksi sampah perkotaan sebesar 1.390 m3 perhari dan rata-rata
pelayanan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum baru sekitar 142 m3
perhari atau sekitar 9,79% dari total produksi sampah, sedangkan sisanya
diperkiraan dikelola oleh masyarakat misalnya dibakar atau dibuang melalui
sungai, saluran air atau got serta pada lahan terbuka. Sampah yang dihasilkan
baik oleh rumah tangga, pasar, industri belum ada pengelolaan dengan sistem 3R
(Reduce, Reuse, Recycle).Adapun jumlah TPS yang di Kabupaten Dompu baru
mencapai 19 unit untuk melayani seluruh penduduk Kabupaten Dompu.Artinya 1 unit
TPS tersebut melayani hampir 20.000 penduduk Dompu.
1.4.1.8
Kependudukan dan Catatan Sipil
Tingkat kepemilikan KTP di Kabupaten Dompu Tahun
2015 baru mencapai 76,11% atau baru sebanyak 108.979 penduduk dari 143.189
penduduk wajib KTP. Sampai dengan Tahun 2015 ini telah diterbitkan sebanyak
123.778 akte kelahiran.Sejak Tahun 2012 telah dilakukan perekaman e-KTP untuk seluruh
masyarakat Kabupaten Dompu.Kabupaten Dompu saat ini telah menerapkan system
informasi kependudukan (SIAK) yang merupakan system informasi kependudukan
berbasis teknologi informasi komunikasi secara online.
1.2.1.9
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Dompu
Tahun 2015, bahwa partisipasi angkatan kerja wanita tercatat sebesar 95,43%
atau 26.853 orang dari 28.140 orang angkatan kerja wanita.
Adapun kasus kekerasan dalam rumah tangga yang
dilaporkan selama Tahun 2015 sejumlah 89 kasus meningkat dari tahun sebelumnya
yang hanya 67 kasus KDRT. Kemudian penyelesaian pengaduan perlindungan
perempuan dan anak dari tindakan kekerasan selama Tahun 2015 adalah sebesar 100 %.
1.4.1.10 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Keluarga
merupakan penopang dasar perkembangan individu dalam masyarakat.Semua aspek
kehidupan berawal dari keluarga.Unggul dan kuatnya individu dalam masyarakat
pada awal selalu ditopang oleh institusi keluarga yang baik. Keluarga yang
bahagia dan sejahtera akan membentuk masyarakat Kabupaten Dompu yang saling
asih, bergotong dan terdorong untuk maju.
Rata-rata jumlah
anak per keluarga yang tercatat pada Tahun 2015 adalah 2,46. Jika dilihat dari
capaian beberapa tahun sebelumnya menunjukkan indikasi yang menurun. Kemudian
rasio akseptor KB yaitu anggota masyarakat yang mengikuti gerakan KB dengan
melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi diketahui bahwa pada Tahun 2015
akseptor KB yang tercatat adalah sebesar 18,15% atau hanya 8.895 pasangan usia
subur dari 49.009 pasangan usia subur yang mengikuti gerakan KB. Untuk cakupan
peserta KB aktif, pada Tahun 2015 tercatat 82,30% merupakan peserta KB aktif.
1.4.1.11 Sosial
Pelaksanaan urusan sosial diarahkan pada upaya meningkatkan
kesejahteraan sosial masyarakat, penyandang masalah kesejahteraan sosial,
perlindungan anak terlantar, korban kekerasan dalam rumah tangga, karang
taruna, korban bencana, lansia, dan anak sekolah.
Upaya yang telah dilakukan adalah dengan pemberian bantuan, subsidi,
pembinaan, pendampingan terhadap anak panti asuhan, penyandang cacat, korban
bencana, korban kekerasan, dan lansia rawan sosial.Seperti terlihat pada tabel
berikut.
Tabel
2.45
NO
|
URAIAN
TUGAS
|
PELAYANAN
YANG DILAKUKAN
|
KET
|
||||
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
||||
1
|
Pemberdayaan Fakir Miskin melalui KUBE:
|
60 Klpk
|
60 Klp
|
80 Klp
|
136 Klp
|
||
a. KUBE PKH
|
95 Klp
|
||||||
b. KUBE Perdesaan
|
30 Klp
|
||||||
c. KUBE Aspirasi DPR Pusat
|
11 Klp
|
||||||
2
|
Dana Bantuan Tambahan Biaya Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Panti Sosial (LKSA)
|
16Panti
|
18 Panti
|
15 panti
|
15 Panti
|
||
3
|
Dana Bantuan UEP untuk Panti Sosial cacat
|
-
|
-
|
-
|
2
|
ABCD Hu’u dan Azzahra – Lune
|
|
4
|
Bantuan Rehabilitasi Panti
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||
5
|
Bantuan Usaha Ekonomis Produktif (UEP)
|
-
|
1 orsos
|
2 orsos
|
2 panti
|
ABCD Hu’u dan Azzahra – Lune
|
|
6
|
Kegiatan pelayanan dan Perlindungan Lanjut Usia(masih
produktif/Tdk produksi)
|
30 kk
|
-
|
20 orang
|
40 org
|
||
7
|
Kegiatan Pelayanan dan Perlindungan Anak Terlantar
|
2 Panti
|
-
|
20 orang
|
37 orang
|
||
8
|
Kegiatan UEP Keluarga Muda Mandiri (KMM)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||
9
|
Kegiatan UEP Asistensi Kesejahtraan Sosial
Keluarga(AKSK)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||
10
|
Kegiatan UEP Pemberdayaan Perempuan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||
11
|
Kegiatan UEP Pemberdayaan Keluarga
|
-
|
-
|
-
|
-
|
||
12
|
Kegiatan UEP Korban Tindak Kekerasan Pekerja Migran
|
15 kk
|
20 kk
|
-
|
-
|
||
13
|
Kegiatan Lembaga Konsultan Kesejatraan Sosial (LK3)
|
-
|
50 org
|
43 orang
|
-
|
||
14
|
Program Keluarga Harapan (PKH) Kecamatan Pekat,Kecamatan
Woja, Dompu dan Kilo
|
4.703 RTSM
|
4.706
|
5.138 orang
|
5.400 RTSM
|
||
RTSM
|
|||||||
15
|
Program Asuransi Kesejahteraan Sosial
|
150 kk
|
-
|
600 0rang
|
-
|
||
16
|
Program Penanggulangan Bencana Alam banjir
|
398 Paket
|
-
|
-
|
4052
|
||
17
|
Program Pemberian Bantuan Bagi Korban Bencana
|
-
|
-
|
-
|
|||
a. Sosial kebakaran
|
19 kk
|
||||||
b. Kerusuhan social
|
16 kk
|
||||||
18
|
Pelatihan dan Bimbingan dan Unit Pelayanan Sosial
Keliling Penyandang Cacat.
|
83 Org
|
-
|
209 orang
|
-
|
||
19
|
Bimbingan Sosial Pelatihan Keterampilan Berusaha Bagi
Anak Nakal Sistim Luar Panti
|
35 Org
|
45 Org
|
--
|
50 Orang
|
-
|
|
20
|
Bimbingan Sosial Keterampilan Berusaha Bagi Tuna Sosial
Luar Panti Bagi Eks Narapidana
|
50 Org
|
-
|
-
|
50 Orang
|
-
|
|
21
|
Bimbingan Sosial Keterampilan Berusaha Bagi Penyandang
Cacat Kabupaten Dompu
|
-
|
8 Org
|
22 Orang
|
10 Orang
|
||
22
|
Rehab rumah tidak layak huni (RTLH)
|
50 Rumah
|
100 Rumah
|
Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Tahun 2015
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten Dompu sampai saat ini masih banyak sebagaimana
terlihat pada data berikut: