Di Tebing "Oi Pana" Maut Menjemput Aryo, Ini Ceritanya..

Almarhum Aryo Sandria Saputro (Aryo) semasa hidupnya. Ia merupakan sosok pecinta alam dan lingkungan. [yani/ist] AKTUALITA.INFO , Dom...

Almarhum Aryo Sandria Saputro (Aryo) semasa hidupnya. Ia merupakan sosok pecinta alam dan lingkungan. [yani/ist]

AKTUALITA.INFO, Dompu – Jum’at, 28 April 2017, adalah hari terakhir Aryo bercengkrama dengan keluarga, karena pukul 5 sore, dia harus berangkat ke Dusun Nanga Doro, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, untuk melakukan kegiatan camping bersama empat rekannya.

Aryo adalah pribadi yang senang berpetualang. Hubungannya dengan alam begitu melekat. Disitulah Aryo bisa mensyukuri nikmat Tuhan, seraya menghilangkan kepenatan pikiran.

Bersama rekan-rekannya, Aryo bermalam disekitar areal Sarang Burung Walet, So Wawo Pote, Dusun Nangadoro, Desa Hu'u,. Di situ terdapat tebing yang curam penuh batu karang, dengan ketinggian sekitar 3 meter dari permukaan laut. Bagi penikmat foto selfie, tempat itu adalah pilihan terbaik karena medan yang menantang dan menghadap ke laut lepas yang indah mempesona.

Diceritakan Ferdi, malam sebelum kejadian, dia tidur satu tenda dengan Aryo. Dirasakannya suasana penuh keanehan, dan terpaksa harus terbangun. Saat itu seperti ada yang menepuk punggungnya.

Malam berganti hari, sekitar pukul setengah sepuluh pagi, pada hari Sabtu, 29 April 2017, kelima petualang yakni Faham Ramadin (Ferdi), Feri, Anton, Hafis (anak-anak), Sri Haryani dan Aryo Sandria Saputro, mengambil gambar tidak jauh dari tempat perkemahan.

Namanya petualangan, kurang sempurna jika aksi jepret-jepretan mengambil gambar panorama alam sekitar, kemudian memotret pribadi (selfie) tidak dilakukan.

Di sekitar tebing kejadian, posisi Ferdi, Feri dan Aryo yang mengambil gambar menggunakan kamera Hp, tepat di bawah tebing. Karena melihat gelombang besar, Feri langsung keluar lokasi meninggalkan kedua temannya itu.

Tinggallah Ferdi dan Aryo, dimana posisi Aryo berdiri di atas tebing, sementara Ferdi berada di bawah. Ferdi hanya bisa memandang Aryo dari bawah yang tengah berfoto pribadi (Selfie).

Tidak ingin Aryo mengalami kecelakaan karena tebing tempat Aryo berdiri cukup tinggi dan curam, kemudian dibayangi oleh gelombang besar, Ferdi pun sudah dua kali mengingatkan Rio agar turun. Namun, peringatan Ferdi tidak diindahkan.

Tak lama kemudian, Aryo pun akhirnya terjatuh. Setelah berada di bawah laut, Aryo sempat berenang dan berusaha keluar dari gulungan ombak besar. Tapi apa daya, usaha Aryo tidak membuahkan hasil.

Sedangkan lain sisi Ferdi tidak tinggal diam dan menyempatkan untuk menolong kerabat baiknya itu sambil menangis. Karena gelombang begitu besar, Ferdi tidak bisa menyelamatkan Aryo. Ketika hendak menolong Aryo, Ferdi merasakan seperti ada yang menariknya. Karena hempasan ombak terus menerus dan menggulung, saat itulah Aryo menghilang seperti ditelan gelombang.

Ferdi tidak bisa melupakan malam sebelum kejadian. Ceritanya, waktu itu sudah ada tanda-tanda karena merasa suasana agak seram. Karena malam yang membuat bulu kuduk merinding, Ferdi akhirnya menyetel Ngaji dari Hand Phone miliknya. "Saat stel Ngaji, malah dirasa ada orang yang menepuk punggung saya," kisah Ferdi.

Tempat kejadian yang merenggut nyawa Aryo, selain ada sarang Burung Walet, terdapat juga Oi Pana atau Air Panas, yang muncul di pinggir laut. Dimana air ini dulunya sempat direncanakan sebagai sumber tenaga listrik.

Baca juga: 



[yani*]

Related

Ragam 4886483366134578134

Posting Komentar Default Comments

Untuk dapat memberikan komentar, Anda harus menggunakan salah satu akun atau profile yang Anda miliki. Bila tidak ada, silahkan pilih sebagai "Anonymous"

emo-but-icon

SELAMAT IDUL FITRI 1445 H

Comments

Recent

HUT 22 TAHUN KOTA BIMA

item